Jagung adalah salah satu komoditas andalan petani di Kabupaten Jombang. Pola tanam yang diterapkan petani di beberapa daerah didasarkan pada ketersediaan air, secara umum pola tanam yang diterapkan di Kabupaten Jombang adalah Padi-Padi-Jagung, Padi-Jagung-Jagung dan Padi-Jagung-Bero. Meskipun jagung menjadi andalan petani di Kabupaten Jombang,  namun hasil produksinya secara signifikan belum dirasakan meningkatkan kesejahteraan petani. Masalah klasik, harga jagung merosot pada musim panen. Posisi tawar petani masih lemah, belum mampu menembus konsumen akhir.

Berdasar kondisi sebagaimana diurakan diatas, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelaksana Penyuluhan Pertanian, melaksanakan amanah Permentan Nomor 67 Tahun 2016 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani. Salah satu bentuk kelembagaan petani yang tertuang dalam Permentan Nomor 67 Tahun 2016  adalah Asosiasi Komoditas Pertanian. Pada tanggal 3 Desember 2019, telah dilaksanakan pengukuhan pengurus Poktan, Gapoktan dan Asosiasi Komoditas Pertanian.

Definisi Asosiasi Komoditas Pertanian adalah kumpulan dari petani, Kelompok Tani, dan/atau Gabungan Kelompok Tani yang mengusahakan komoditas sejenis untuk memperjuangkan kepentingan petani.  Pembentukan Asosiasi Komoditas Pertanian ditujukan untuk meningkatkan posisi tawar melalui peningkatan profesionalisme dalam mengelola usahatani dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi secara lebih baik. Asosiasi

Komoditas Pertanian merupakan lembaga independen nirlaba yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani dalam membela kepentingan para petani berkaitan dengan jenis usaha para anggota asosiasi. Petani dalam mengembangkan asosiasinya dapat mengikutsertakan Pelaku Usaha, pakar, dan/atau tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan Petani.

Asosiasi dapat dibentuk secara berjenjang dari pusat sampai dengan di wilayah kabupaten/kota.

Asosiasi Komoditas Jagung di Kabupaten Jombang merasa terpanggil untuk sedikit memberikan harapan kepada petani jagung ditengah rendahnya harga pada tiap musim panen. Pada awal Juni 2020  pengurus Asosiasi Komoditas Jagung difasilitasi Dinas Pertanian Kabupaten Jombang mengadakan pertemuan untuk mengidentifikasi masalah sekaligus mencari alternatif jalan keluar. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Dr. Priadi berkomunikasi langsung dengan para petani dan pelaku usaha jagung untuk mendengar permasalah yang mereka hadapi dan harapan yang ingin dicapai. “ Dinas Pertanian Kabupaten Jombang hadir untuk mendukung petani agar mampu sejahtera dan berdaya saing, melalui forum-forum seperti ini, setiap program dan kebijakan pemerintah akan lebih tepat sasaran. Saya mengharapkan forum seperti ini lebih sering dilaksanakan, bukan hanya pada komoditas jagung, tetapi pada komoditas pertanian yang lain” ungkap Kepala Dinas Pertanian. Disektor hulu, Dinas Pertanian mem back up petani dengan mengoptimalkan fasilitasi sarodi, pembenahan infrastruktur, pendampingan budidaya oleh PPL dan pengendalian hama dan penyakit tanaman oleh POPT. Sedangkan di sektor hilir, melalui Bidang Pasca Panen, Dinas Pertanian berusaha menjembatani petani dalam pengelolaan pasca panen dan pemasaran hasil.  

Ketua Asosiasi Komoditas Jagung Kabupaten Jombang, R Agus Mulyono yang sudah berpengalaman lebih dari 15 tahun  dalam pemasaran jagung mengatakan bahwa pasar terbesar jagung adalah pabrik pakan ternak. Di Jombang ada beberapa pabrik pakan ternak diantaranya PT MPJS dan PT CJ Feed yang siap menampung hasil panen petani, tentunya dengan spesifikasi yang sesuai dengan permintaan industri, terutama kadar air, tandas Agus. Agus siap membantu dan menjembatani petani jagung dalam usaha pemasaran hasil kepada konsumen akhir dalam hal ini pabrik pakan ternak. Dengan membangun jejaring komunikasi yang baik  hal ini tidak sulit untuk dilakukan. Agus merasa prihatin terhadap kondisi petani jagung saat ini, mereka melakukan budidaya mulai mengolah lahan sampai dengan jagung siap dipanen dengan berbagai resiko kegagalan, tetapi ketika panen justru mereka tidak mampu melakukannya sendiri. Nilai tambah tertinggi justru dinikmati oleh bakul bukan dinikmati petani. Dia berharap semoga pertemuan ini menjadi awal dan batu landasan bagi para petani jagung untuk lebih solid dan aktif didalam Asosiasi Komoditas Jagung agar nilai tambah bisa diterima oleh petani.

Dari pertemuan ini, petani seperti mendapatkan pengalaman dan angin segar yang sedikit memberikan harapan. Salah satunya diungkapkan oleh Kuseran, petani jagung dari Kecamatan Perak yang mengatakan bahwa kendala saat ini yang dihadapi selain harga jagung yang murah pada saat panen adalah terbatasnya lantai jemur sehingga para petani terpaksa menjual jagung kepada bakul dengan sistem borongan. Mendapatkan informasi bahwa Askom Jagung bisa memfasilitasi proses pasca panen dengan menyediakan lantai jemur dan menyediakan pasar jagung pipil basah Kuseran merasa sangat senang dan berharap pada panen yang akan datang dia bisa memanen jagung sendiri dan bekerjasama dengan Askom Jagung Kabupaten Jombang untuk memasarkan hasil panennya.

 

Ditulis oleh: A.R. Yahya, S.Pt.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kabupaten Jombang