
Wereng masih menjadi Organisme Pengganggu Tanaman utama dalam musim ini. Terbukti dari pemantauan di beberapa titik utama di Kecamatan Jombang yang dilakukan Senin, 24 Juni 2013 kemarin. Serangan wereng masih mendominasi dari total serangan hama di lahan pertanian disamping tikus,walang sangit dan hawar.
Kondisi ini sebagai bentuk akibat dari anomali iklim yang memunginkan perkembangan Organisme Pengganggu Tanaman yang relatif berkesinambungan. Disamping teknis pola tanam yang diterapkan petani tidak serempak dalam awal tanam budidaya, masih rendahnya tingkat adaptasi petani juga sangat berpengaruh terhadap keluaran hasinya.
Beberapa faktor pendukung perkembangan Organisme Pengganggu Tanaman relatif terpelihara karena :
a. Anomali iklim yang memungkinkan kondisi perkembangan hama secara berkesinambungan tanpa jeda. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan yang mendukung bionatalitas wereng juga Organisme Pengganggu Tanaman yang lain.
b. Tidak serempak awal tanam sehingga ketersediaan inang senantiasa ada disekitar lahan kelola.
c. Penggunaan varietas yang sudah rentan atas kondisi lingkunganya.
d. Penggunaan pestisida yang kurang terencana, sehingga di beberapa titik masih ditemukan wereng yang bisa berkembang secara luas sedang di lain tempat pada hamparan yang sama sudah dikendalikan dengan penggunaan pestisida.
e. Penggunaan pupuk dengan kandungan hara nitrogen yang berlebihan oleh petani di lahan kelolanya. Petani masih punya asumsi bahwa daun padi yang hijau agak gelap menunjukkan kesuburan di lahannya, namun sering tidak disadari adanya bahaya yang mengintip dari perlakuan pemberian pupuk yang berlebihan khususnya pupuk dengan kandungan nitrogen tersebut.
Kondisi tersebut akan terus ada dan akan menjadikan keresahan petani bila tidak segera ada penanganan secara sistematis. Hal ini akan membawa efek pada kerusakan panen yang selanjutnya berakibat pada tumpulnya nilai tawar produk petani atas hasil panen padinya. Dari kondisi tersebut maka perlu adanya kegiatan dan gerakan antara lain :
a. Penyuluhan tentang anomali iklim dan penanganan pengelolaan lahan atas irigasi dan drinase lahan.
b. Penguatan kebersamaan di hamparan lahan kelola.
c. Perekomendasian varietas tertentu dalam budidaya pertanian, dengan pertimbangan daya tahan terhadap Organisme Pengganggu Tanaman di lahan tertentu, produksi dan cita rasa beras.
d. Penyuluhan tentang penggunaan dan manajemen pestisida di penyuluh dan petani yang mengedepankan pemeliharaan lingkungan menuju prinsip pertanian yang berkelanjutan.
e. Penyuluhan tentang penggunaan pupuk dan pemberian alat penanda pupuk (BWD) di penyuluh dan petani sehingga petani mempunyai taksiran dan takaran sesuai kebutuhan tanaman, bukan keinginan / minat atas produk – produk pupuk tertentu tanpa mengerti kegunaan sesuai tanaman di lahan kelolanya.
Semoga kondisi serangan Organisme Pengganggu Tanaman saat ini mengubah mainset kita sebagai penyuluh dan petani sehingga kondisi ini tidak berlanjut di setiap musim. Hal ini merupakan alih – alih tadzkiroh Alloh SWT melalui serangan Organisme Pengganggu Tanaman agar kita tetap berkomitmen (istiqomah) Ungkap Pak Agus Fahmi, SP selaku Penyuluh wilayah setempat.
(Agus Fahmi,S.P. - Unit TI Kec. Jombang)