Semangka merupakan tanaman buah yang tumbuh merambat dimana dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari daerah kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labu-labuan (Cucurbitaceae) pada daerah asalnya sangat disukai oleh manusia/binatang yang ada di benua tersebut, karena banyak mengandung air, sehingga penyebarannya menjadi cepat.

Terdapat puluhan varietas/jenis semangka yang dibudidayakan, tetapi hanya beberapa jenis yang diminati para petani/konsumen. Di Indonesia varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri.

Di Kabupaten Jombang yaitu di wilayah Sumobito ada 2 kelompoktani yang membudidayakan semangka, diantaranya adalah kelompoktani Wonosari. Kelompoktani Wonosari desa Gedangan biasanya menanam semangka pada MK I. Dimana curah hujan masih agak tinggi, sehingga resiko yang dihadapi juga lebih besar. Kendati demikian petani semangka di Wonosari lebih memilih waktu seperti ini karena berharap pada waktu panen nanti akan mendapatkan harga yang bagus dikarenakan tidak banyak semangka di pasaran.

Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen. Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu±25 derajat C (siang hari). Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar 20-30 mm.

Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.

Menanam semangka pada kondisi cuaca yang masih banyak hujan sangat besar resikonya, terutama masalah penyakit layu fusarium, bercak daun dan antraknosa. Begitu pula yang dialami oleh kelompoktani Wonosari. Pada MK I 2012 yang lalu kelompoktani Wonosari telah mencoba menanggulangi dengan biopestisida yang hasilnya cukup bagus.

Pada musim ini kelompoktani Wonosari mendapatkan program SLPHT. Selasa, 9 April 2013 kemarin telah diadakan Pertemuan Koordinasi. Kurang lebih 35 orang petani hadir dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ini dibuka oleh Gatot Fatihul Anam, SP Koordinator PPL Kecamatan Sumobito. Hadir pula Ir. Prasetyo WK dari Laboratorium PPHPTPH Mojokerto. Dalam kesempatan itu beliau menekankan bahwa perlu adanya pengamatan yang intensif dalam pengendalian hama penyakit semangka bila menanam semangka pada musim yang masih banyak curah hujan seperti ini. Selanjutnya kegiatan SLPHT ini akan diadakan selama 12 kali pertemuan tatap muka.Mengingatproduksi tanaman semangka berkisar 65 – 80 hari, maka kegiatan SLPHT ini akan diadakan tiap minggu yang akan disepakati waktu dan harinya pada pertemuan tatap muka yang akan datang. Kegiatan SLPHT Tindak Lanjut Semangka ini akan dipandu oleh Nurhajadi, SP Petugas OPT Kecamatan Sumobito, Ika Kurnia Setyorini, SPt dan Nizarul Fauzi, SP PPL Sumobito dan juga pemandu yang lain secara bergantian.
Dalam Pertemuan koordinasi ini banyak pertanyaan menarik mulai dari penyakit tanaman semangka sampai dengan kondsi tanah yang cocok untuk tanaman semangka.

Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan.

Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut.

Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka.

Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.
(Nizarul Fauzi,SP - Unit TI Kecamatan Sumobito).