Musim Penghujan merupakan berkah bagi petani dimana mereka bisa melaksanakan kegiatan usaha tani dengan pengairan cukup.  Tetapi dilain pihak, petani harus mewaspadai berbagai kemungkinan adanya serangan hama penyakit tanaman yang sering muncul pada lingkungan yang lembab. Dalam hal ini, Kecamatan Ploso meningkatkan kewaspadaan dengan pengamatan rutin ke lahan yang dilakukan sesuai prinsip PHT.  Ini merupakan langkah kedua yang dilakukan petani setelah budidaya tanaman sehat dan dilanjutkan dengan pengembangan musuh alami.  Teknik ini telah dikuasai oleh petani ahli PHT di Kecamatan Ploso.  Hasil identifikasi lapang menunjukkan adanya serangan Xanthomonas orizae di beberapa titik di wilayah Kecamatan Ploso.

Upaya dengan pengembangan musuh alami ini dilakukan dengan Coryne Bacterium mengingat bakteri ini merupakan antagonis bagi Bakteri Xanthomonas orizae.  Beberapa titik telah dilakukan aplikasi bakteri Corine, tetapi karena kapasitas produksinya yang masih terbatas, perkembangan kresek, petani menyebutnya, cenderung cepat dan kurang terkendali.  Untuk itu, Petugas Dinas Pertanian di Kecamatan Ploso bersama Camat beserta jajarannya melakukan tindakan prefentive melalui aplikasi bacterisida kimia sebagai alternative terakhir.  Hal ini dilakukan mengingat serangan telah melewati batas ambang ekonomi.  Ancaman kerugian petani bisa terjadi penurunan hingga 30% dari produksi.

Dalam pengendalian hama maupun penyakit tidak bisa dilakukan dengan  sendiri – sendiri  atau hanya satu kelompok melainkan secara bersama sama dan serempak  agar hama atau penyakit dapat terkendali  dengan efektif.  Selain itu, diperlukan juga dukungan dari pihak  terkait maupun pejabat pemerintah setempat untuk menggerakkan sekaligus memotivasi masyarakat. Dalam  kegiatan pengendalian xanthomonas yang ada di kelompok tani khususnya Poktan kali anyar desa  gedong ombo di ikuti oleh seluruh  pengurus dan anggota  poktan serta kepala desa ,PPL,POPT Kec. Ploso.  Selain itu dukungan dari Bapak Eko priyanto selaku camat Ploso yang secara langsung  ikut turut ambil bagian dalam pengendalian xanthomonas cukup memotivasi asyarakat petani. Menurut  pak camat, gerakan seperti ini yang diimbangi koordinasi yang baik antar instansi insyaallah akan berdampak positif dalam segala hal khususnya bidang  pertanian.

Pengendalian xanthomonas yang tengah di lakukan di kelompok tani kali anyar telah dikoordinasikan oleh Dinas Pertanian Kab. Jombang melalui Kepala Seksi Perlindungan tanaman dan petugas POPT sehingga diperoleh bantuan fungisida dari laboratorium hama dan penyakit yang berada di Mojokerto sebanyak 15 kg, namun untuk kegiatan yang di gedong ombo hanya 7 kg  untuk kekurangannya petani mengendalikan xanthomonas dengan cara swadaya karena  sisa fungisida yang ada  akan di berikan  pada 2 (dua) desa yang juga tanaman padinya sudah menunjukan  adanya serangan xanthomonas,tegas Patmiasih selaku  POPT Kecamatan Ploso.

Kelompok tani kali anyar desa gedong ombo memiliki luas areal sawah 52 Ha,dan dari pengamatan petugas POPT  juga  Kelompok tani yang di ketuai  oleh Bapak Sukardi  menyatakan bahwa untuk saat ini tanaman padi yang terserang  xanthomonas diatas ambang ekonomi seluas 1 Ha.  Mengingat telah melewati batas ambang ekonomi dan khawatir akan menular  pada yang lain maka kami minta untuk pengendalian  bersama  tambah Bapak  Lasiman selaku kepala  Desa Gedong ombo. Selain itu dengan kegiatan semacam ini dapat menghidupkan kembali aktifitas dan penguatan kelompok tani  untuk lebih besemangat  dalam kegiatan pertanian, ungkap H. Talkah selaku anggota kelompok tani.
(Enis Z - Unit TI Kec. Ploso)