Pertemuan koordinasi UPTD pertanian terpadu Tembelang dilaksanakan pada hari Senin, 4 Maret 2013 bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tembelang, Jl. Raya Tembelang No. 254. Pertemuan ini dihadiri oleh petugas pertanian kecamatan, POPT dan penyuluh pertanian lapangan dari 3 (tiga) BPP Kecamatan yaitu BPP Kec. Jombang, Kec. Tembelang dan Kec. Megaluh, selain itu juga dihadiri oleh Kabid Penyuluhan Dinas Pertanian, Bpk. Ir. Supriyanto, Kasi Sarpras penyuluhan Bpk. Sujadi W.U, SP, MMA dan KJF Penyuluh Kab. Jombang.

Pertemuan ini adalah pertemuan rutin yang dilaksanakan tiap bulan untuk membahas kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di lapang dlam sub bahasan yang luas baik tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan, peternakan dan perikanan. Dari masing – masing BPP kecamatan mengutarakan dan menginformasikan masalah yang ada di wilayah, baik yang belum tertangani maupun yang sudah terselesaikanj, sehingga informasi keberhasilan dapat disampaikan pada petugas di wilayah lain yang dimungkinkan mengalami masalah yang sama.

Beberapa informasi serangan organism penggangu tanaman (OPT) pada tanaman padi dibahas pada pertemuan ini, diantaranya serangan hama wereng, tikus dan xanthomonas. Secara umum penyebab dari serangan OPT ini disampaikan oleh Bpk. Amin Suparmadi, SP, M.Si selaku POPT Kec. Jombang adalah kultur teknis yang dilaksanakan petani, dimana penggunaan varietas padi yang terus menerus sama pada tiap musim dan jarak tanam tanaman padi yang terlalu sempit (18 X 18 cm). Selain itu juga pengaruh lingkungan cuaca yang mendukung munculnya OPT seperti ektremnya perubahan kelembapan dan suhu. Untuk mengendalikan serangan OPT tersebut telah dilakukan beberapa kegiatan seperti mengendalikan pusat populasi OPT (wereng, tikus dan xanthomonas) dengan memanfaatkan agens hayati, pestisida abati dan pada lokasi yang mengalami serangan berat dilakukan dengan pemanfaatan pestisida kimia.

Dalam kesempatan ini pula Bpk. Sugito selaku POPT Kec. Megaluh dan Ibu Sinah selaku PPL dari Kec. Megaluh memberikan materi dan informasi tentang pestisida nabati untuk mengendalikan wereng yang telah dibuat dan diaplikasikan oleh poktan Balongsari atau tepatnya oleh Bpk Wito selaku petani pengamat hama. Berikut resep utuk membuat pestisida nabati, guna mengendalikan wereng :

Bahan – Bahan:

1. Plant Catalyst (1 sachet)

2. Batang Butrowali (1.5 m)

3. Sereh/Sere (10 umbi)

4. Daun Sirsak (400 lembar)

5. Buah Srikaya tuk diambil biji (10 buah)

6. Daun Srikaya (400 lembar)

7. Belerang (1 ons)

8. Biji Mahoni (1 ons)

9. Tembakau (1/2 kg)

10. Bawang Merah (1/2 kg)

11. Bawang Putih (1/2 kg)

12. Daun Kamboja (50 lembar)

Alat–Lat:

1. Karung/Sak (1 lembar)

2. Lumpang + Alu Besi (1 set)

3. Timba/Drum plastik dengan kapasitas 40 ltr (1 buah)

Cara membuatnya:

1. Tumbuk biji-bijian sampai halus kalau bisa atau sampai pecah-peacah (biji srikaya, biji mahomi, belerang) kalau sudah angkat dan masukan sak.

2. Kemudian tumbuk umbi-umbian (bawang merah, bawang putih) kalau sudah halus angkat dan masukan dalam sak.

3. Tumbuk juga daun-daunan (daun sirsak, daun srikaya dan daun kamboja) kalau sudah halus angkat dan masukan dalam sak.

4. Dan yang terakhir tumbuk batang sereh/sere beserta daunnya ditambah batang butrowali sampai halus kalau sudah angkat dan masukan kedalam sak beserta tembakau ditambah plan catalyst.

5. Semua bahan dalam sak aduk sampai rata (sak terlebih dahulu dimasukan kedalam timba/drum plastic dengan kapasitas kurang lebih 40 liter dan guyur bahan – bahan dalam sak yang sudah tercampur dengan air hingga mencapai 40 ltr.

6. Untuk mengetahui sudah cukup apa belum perlu dites secara langsung dengan cara dijilat atau dicium aromanya.

7. Kalau sudah cukup tutup rapat dan rendam kurang lebih 24 jam.

Cara Aplikasi:

1. Waktu aplikasi / penyemprotan dilakukan sekitar pukul 06.00 pagi s/d 09.00 atau pukul 15.00 s/d 17.00 sore hari.

2. Tidak boleh dicampur dengan insek/pestisida atau fungisida yang terbuat dari bahan kimia yang bersifat racun.

3. Dosis aplikasi 1 tangki isi air 14 ltr cukup ditambah dengan insek/pestisida nabati 1/4 liter (1 gelas aqua).

4. Lebih baik diaplikasikan pada umur 10, 20, 30, 40, 50 hari

5. Petugas penyemprot harus mengenakan baju dan celana panjang dan juga masker penutup hidung dan mulut.

Apresiasi yang tinggi perlu diberikan kepada seluruh peserta rapat koordinasi UPTD ini karena seluruh peserta rapat antusias dalam berpartisipasi melaksanakan rapat ini.

(Nuning Istiyowati–Koordinator Unit TI Kab. Jombang)