Sekolah Lapang Pengelolaan tanaman Terpadu atau lebih dikenal SLPTT dalam program WISMP 2 (Water Resources and Irigation Sector Management Program 2), hampir setiap tahun dilaksanakan oleh Pemerintah.  Tidak tanggung-tanggung, sarana yang diperbantukan pada petanipun tergolong lengkap.  Mulai dari benih, pupuk organik, pupuk hayati, pestisida hingga sarana pembelajaran dicukupinya.

Harapannya, setiap permasalahan lapang, bisa dianalisa melalui bimbingan petugas yang membidanginya sekaligus memberikan solusi yang bisa diterapkan.  Hasil evaluasinyapun cukup bagus sehingga program ini selalu dipertahankan dan menjadi tumpuan alat penghubung antara petani dan petugas.  Tidak mengherankan jika program ini menjadi andalan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah.

Kali ini, ada strategi baru yang diterapkan pemerintah pusat melalui sekolah lapang.  Dengan memberikan materi secara utuh, baik dari SL-SRI, SL Iklim, SLPTT maupun SLPHT diharapkan, petani lebih memahami pertanian secara holistic.  Meskipun dengan waktu yang relative sangat singkat, kesadaran petani mulai tumbuh dan terus membawa kepada perubahan yang positif.  Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Masda Andi fadholi, SP, S.Ag selaku pemateri SLPTT di Desa Nglebak dan Rejoagung Kecamatan Bareng.  Petani harus termotivasi untuk menerapkan teknologi yang memang sudah siap diaplikasikan dilapang.  

Hal ini dilatarbelakangi begitu parahnya kerusakan alam yang berakibat terus menurunnya tingkat kesuburan lahan hingga tidak mampu mendukung kegiatan usaha tani dilingkungan kita.  Selanjutnya, Staf Dinas Pertanian yang akrap dipanggil Gus Masda itu menambahkan betapa pentingnya system pertanian organik yang terus dikembangkan oleh Dinas Pertanian Kab. Jombang.

SLPTT Desa Rejoagung kali ini dilaksanakan setelah sehari sebelumnya terlaksana di Desa Nglebak Kec. Bareng.  Kegiatan ini dihadiri sekitar 60 orang yang terdiri dari para pengurus Kelompok tani, Gabungan Kelompok tani dan petani anggota disana.  Materi yang disampaikan mulai dari kegiatan penyediaan sarana prasarana pertanian hingga kegiatan budidaya selesai dilaksanakan.  Teknologi organik yang dikembangkan di Jombang sejak tahun 2008 lalu, tenyata masih mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada dilapang.  Efektifitas tentunya akan diraih seiring perkembangan keadaan lingkungan yang telah memiliki ekosistem yang semakin seimbang. Selain itu, teknologi yang disajikan telah diarahkan agar petani mampu beradaptasi dalam lingkungan yang semakin kurang mendukung. Ungkap Rudi Priono, SP yang juga salah satu narasumber kegiatan tersebut.  

Selanjutnya, Menurut Ir. Didik BP, MMA selaku Kepala Bidang Usaha Tani, kegiatan semacam ini merupakan wahana pertemuan yang sangat efektif antara penyuluh selaku petugas lapang dengan petani untuk saling berinteraksi.  Untuk itu, harapannya semua peserta yang hadir bisa memanfaatkan dengan baik dan memetik pelajaran hingga mampu menerapkan apa yang diperoleh dalam menjalankan usaha taninya.  

(Rudi Priono–Unit TI Kab. Jombang)