
Dalam rangka membangun sumber daya manusia pertanian yang berkualitas, handal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan paham organisasi bisnis diperlukan Penyuluh Pertanian yang profesional, kreatif, inovatif dan berwawasan global dalam penyelenggaraan penyuluhan yang produktif, efektif dan efisien. Penyuluh Pertanian diarahkan untuk melaksanakan tugas pendampingan dan konsultasi bagi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnisnya, sehingga adopsi teknologi tepat guna dapat berjalan dengan baik dan pada gilirannya meningkatkan pemberdayaan pelaku utama, produksi, produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani beserta keluarganya.
Berbagai keahlian dalam bidang pertanian dimiliki oleh penyuluh, termasuk pengetahuan dan ketrampilan bidang hortikultura pengembangan tanaman hias. Kali ini bekerja sama dengan laboratorium terpadu dinas pertanian yang berlokasi di Jalan Sukarno Hatta 170 Jombang, dilaksanakan praktek aklimisasi bibit anggrek dari dalam botol. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa pegawai dinas pertanian kabupaten Jombang dengan ‘greget’ penuh antusias.
Anggrek Dendrobium yang tumbuh secara simpodial berbunga saat batang semunya telah dewasa dan dengan cadangan makanan yang memadai sehingga pembungaannya terpacu. Begitu selesai mengalami proses pembungaan, segera tumbuh tunas vegetatif baru yang akan berubah menjadi bunga setelah tunas serabut dewasa. Proses pembungaan dapat terpacu lebih cepat jika jumlah batang semu dan daun dendrobium dewasa sudah cukup banyak (Sandra, 2001). Setelah bunga diserbuki dan dibuahi, sekitar 3-9 bulan kemudian muncul buah yang sudah tua. Kematangan buah sangat tergantung pada jenis anggreknya. Misalnya pada dendrobium akan matang dalam 3-4 bulan. Buah anggrek merupakan buah lantera, artinya buah akan pecah ketika matang. Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan diujung atau di pangkal buah (Iswanto, 2002). Secara umum dapat dikatakan bahwa Anggrek Dendrobium memerlukan sinar sebanyak 50-60 %, ini berarti bahwa jenis anggrek tersebut menyukai tipe sinar yang agak teduh. Anggrek Dendrobium merupakan jenis anggrek epifit, sehingga keteduhan yang diperlukannya diperoleh dengan selalu berada di bawah dedaunan pohon yang ditumpanginya tersebut (Gunadi, 1985).
Aklimatisasi adalah penyesuaian terhadap iklim pada lingkungan baru yang dikenal dengan membudidayakan tanaman menggunakan bibit yang diperbanyak dengan teknik kultur jaringan. Masalah ini dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain : 1. Pada habitatnya yang alami, anggrek epifit biasanya tumbuh pada pohon atau ranting. Oleh karena itu, pemindahan tanaman dari botol ke media dalam pot sebenarnya telah menempatkan tanaman pada lingkungan yang tidak sesuai dengan habitatnya. 2. Tumbuhan yang dikembangkan menggunakan teknik kultur jaringan memiliki kondisi lingkungan yang aseptik dan senyawa organik yang digunakan tanaman sebagian besar didapat secara eksogenous. Oleh karena itu, apabila dipindahkan kedalam pot, maka tanaman dipaksa untuk dapat membuat sendiri bahan organik secara endogenous (Adiputra, 2009).
Kriteria planlet siap aklimatisasi
Adapun criteria planlet yang siap Untuk diaklimatisasi adalah sebagai berikut:
a. Organ planlet lengkap ( akar, batang, daun )
b. Warna pucuk batang hijau mantap artinya tidak tembus pandang
c. Pertumbuhannya kekar
d. Akar memenuhi media
e. Ukuran tinggi tanaman 3 – 4 cm ( tergantung jenis tanaman )
f. Umur tanaman ( anggrek 4 bulan)
Prosedur aklimatisasi aklimatisasi
1. Menyiapkan wadah
Wadah merupakan tempat yang brisi media tumbuh tanaman hasil kultur. Jenis wadah yang dapat digunakan meliputi ; Pot terbuat dari tanah liat atau plastik, sabut kelapa tua, tempurung kelapa tua dan batang pakis. Wadah yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Harus memiliki lubang pembuangan air (draenase)
• Harus memiliki kemampuan untuk mempertahankan kelembaban media tanam
• Tidak mudah lapuk
• Harus bersih dan bebas dari berbagai penyakit
• Mudah diperoleh dan harganya murah
2. Menyiapkan Media
Media merupakan tempat tumbuh dan berdiri tegaknya tanaman. Persyaratan Media tanam Untuk aklimatisasi adalah :
• Mampu mengikat air dan unsur hara secara baik
• Harus memiliki kemampuan untuk menjaga kelembaban
• Mempunyai aerasi yang baik
• Tahan lama /Tidak mudah lapuk
• Tidak menjadi sumber penyakit
• Derajat keasaman (pH) 5 – 6
• Mudah didapat dan harganya murah
Media yang biasa digunakan untuk tanaman hasil kultur meliputi ; Moss Kadaka Hitam ,Pakis ( anggrek ), Moss, Potongan kayu pinus, Arang sekam (pisang), Pasir steril ( Jati) dan Sabut Kelapa. Sebelum digunakan media tersebut harus diseterilkan selama 4 jam agar serangga, mikroba, serta biji-bijian gulma mati.
3. Menyiapkan tempat
Tempat yang digunakan Untuk memelihara tanaman hasil kultur harus mempunyai Intensitas cahaya matahari : 35 – 45%, Suhu : malam 18-240 C, siang 21-320 C, Ketinggian tempat : 0 – 700 meter DPL, Kelembaban : 60 – 85% dan mempunyai Aerasi / sirkulasi udara. Dalam memilih tempat harus memperhatikan hal-hal berikut :
• Lingkungan harus bersih dan bebas dari segala hama dan penyakit
• Kondisi lingkungan disesuaikan dengan kondisi tanaman: suhu, kelembaban dan cahaya

Media Tumbuh
Media harus bersifat menyimpan air dan tidak mudah memadat. Media padat menyebabkan air tergenang sehingga aerasi udara rendah. Gejala yang tampak, daun dan batang menjadi layu. Akar sehat biasanya bewarna putih dan memiliki rambut-rambut halus. Jika aerasi rendah, akar yang putih berubah jadi coklat lalu menghitam. Jumlah rambut akar berkurang bahkan tak ada. Padahal ia berfungsi untuk menyerap hara. Selain masalah aerasi, media padat juga mengundang bakteri dan cendawan penyebab busuk (www.DuniaFlora, 2008).
Pakis baik untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat air, serta aerasi dan draenase yang baik. Pakis juga sangat awet karena melapuk secara perlahan-lahan dan mengandung unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya. Arang merupakan media yang cukup baik untuk digunakan karena tidak cepat lapuk dan tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri. Namun, arang sukar mengikat air dan miskin zat hara. Serabut kelapa mudah melapuk dan mudah busuk, sehingga dapat menjadi sumber penyakit tetapi daya menyimpan air sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan serta mudah didapat dan murah harganya.(Agromedia, 2006).
Bahan dan alat : Pinset, Hand sprayer, Pot Penampan, Air, plantet tanaman anggrek hasil kultur in vitro, Fungisida, Moss/Akar pakis
Teknik pelaksanaan aklimatisasi
Adapun teknik yang digunakan dalam aklimatisasi adalah sebagai berikut :
a. Dikeluarkan bibit dari botol
• Diisi air ke dalam bibit botolan, kocok-kocok dan membuang air serta media agar
• Bibit dikeluarkan dari botol menggunakan pinset / kawat pengait satu persatu
• Dicuci bibit hingga bersih dari media agar
• Akar-akar yang terlalu panjang dipotong dengan gunting
b. Direndam bibit dalam larutan fungisida
• Bibit direndam selama 5 menit
• Ditiriskan bibit di hamparan kertas koran
• Bibit dikelompokkan berdasarkan ukurannya
c. Diisi media dalam wadah
• Media sebelum digunakan direndam dalam larutan fungisida
• Pot/ Tray diisi dengan media ¾ tinggi pot
d. Ditanam bibit dalam pot
• Bibit ditanam dengan bantuan pinset, letakkan secara tegak
• Bibit ditanam dalam lubang Tray atau 8 tanaman per pot
e. Diletakkan pot bibit dalam green house / ruang aklimatisasi
Ditulis oleh: Nuning Istiyowati
PPL Kabupaten Jombang