Kopi ekselsa termasuk satu kelompok dengan Kopi liberika ( Coffea liberica Bull ex Hiern ). Kopi ekselsa dikenal juga dengan nama latin C. Liberica var. Dewevrei. Morfologi keduanya sangat mirip. Pembedanya ada di pucuk daunnya. Jika pucuk daun Kopi liberika berwarna hijau, maka pucuk daun Kopi ekselsa berwarna kemerah-merahan. Kopi jenis ini didatangkan dari negara Liberia pada tahun 1875 oleh Belanda. Saat itu kopi golongan Liberika ini dinilai tahan penyakit karat daun (Hemilea vastatrix). Yang banyak menyerang Kopi arabika. Kopi ekselsa tumbuh dan berkembang baik di tanah dengan keasaman tinggi. Contohnya di kawasan Wonosalam, Lereng Anjasmoro. Maka dari itu Kopi Ekselsa dikenal dengan " Kopi Asam".

Setelah masuknya kopi jenis robusta yang lebih tahan penyakit. Maka kopi ekselsa dan liberika banyak ditebang atau digunakan sebagai batang bawah.

Tidak banyak buku dan study ilmiah yang melakukan kajian spesifik tentang kopi jenis ini. Hal ini berdampak pula bagi perkembangan pasar dan popularitas kopi ekselsa. Yang cenderung diabaikan, disisihkan dan dipandang sebelah mata.

Melalui proses budidaya dan pasca panen yang baik dan benar. Sejatinya kopi ekselsa tetap memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki kopi robusta dan Arabika. Karena karakteristik yang berbeda ini kopi ekselsa berpotensi menjadi kopi khas (specialty). Khususnya dari kawasan Wonosalam - Jombang.

Akhir tahun 2017, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang akan melakukan pembinaan untuk peningkatan mutu Dan kualitas Kopi di Kecamatan Wonosalam. Kegiatan ini dilakukan di 10 kelompok tani yang memiliki Kopi sebagai tanaman unggulan lokal. Kegiatan yang didampingi Pusat Penelitian Kopi & Kakao Indonesia, Jember, ini akan dimulai di akhir bulan September ini hingga lima tahun kedepan.

Melalui kegiatan ini, semoga Kopi Wonosalam dapat terangkat ke kancah perdagangan Kopi Nasional dan membawa kesejahteraan bagi petani Kopi. (Wenny-Wonosalam)

Disarikan dari :
1. Pengolahan Kopi, Wakhyudin C. M. Zein N.
2. Kopi, Puslitkoka Indonesia