GERNAS, Gerakan Nasional Antisipasi Darurat Pangan Nasional adalah salah satu kegiatan Kementrian Pertanian RI pada musim tanam kedua tahun 2024. Penyebab krisis pangan yang terjadi secara global ini disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19, perubahan iklim global dan, perang Rusia dan Ukraina yang masih berkelanjutan. Saat ini eksportir beras di dunia seperti India, Vietnam dan Myanmar tidak lagi menjual berasnya karena khawatir krisis pangan akan terus berlanjut. Upaya Gernas dalam rangka antisipasi darurat pangan nasional ini dilakukan melalui peningkatan produksi padi dengan cara optimalisasi lahan rawa dan pompanisasi di lahan sawah tadah hujan serta pemanfaatan lahan perkebunan untuk padi gogo.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam kegiatan TOT Gernas antisipasi darurat pangan nasional mengatakan bahwa peningkatan produktivitas padi dapat dilakukan dengan meningkatkan luas tanam, meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) di lahan rawa dan lahan tadah hujan agar produksi beras kembali melimpah.
Desa Pakel Kecamatan Bareng menjadi salah satu dari desa yang dilibatkan dalam kegiatan ini. Sebagai salah satu kawasan penghasil padi, lahan pertanian di Desa Pakel utamanya mendapat pengairan dari tadah hujan. Untuk mengoptimalkan produksi padi di musim kedua, rencananya akan diadakan kegiatan pompanisasi melalui pemanfaatan air permukaan atau air sungai untuk mendukung pengairan di lahan pertanian yang terancam kekeringan saat kemarau tiba.

Kegiatan irigasi pompanisasi menjadi salah satu sarana prasarana pendukung dalam keberhasilan panen padi di MT 2. Dukungan lain yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Jombang adalah program pembentukan Regu Pengendali Hama di lahan tersebut. Sokib Ihsanudin, POPT Kecamatan Bareng menyampaikan bahwa RPH menjadi perpanjangan tangan dari POPT yang akan secara cepat dan responsif memberikan laporan adanya serangan OPT di wilayah. Selain itu RPH ini diharapkan memiliki kemampuan dalam mengendalikan dan mengantisipasi potensi serangan OPT di wilayah tersebut.
Dalam pelatihan lapang bagi anggota RPH yang dilaksanakan Rabu, 19 Juni 2024, anggota RPH diberikan pemahaman mengenai prinsip-prinsip pengamatan OPT sebagai langkah awal upaya pengendalian. Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya, materi lain seperti pembuatan pestisida nabati, agensia hayati akan disampaikan sebagai bekal bagi anggota RPH untuk secara mandiri mampu memproduksi bio-pestisida sebagai upaya awal pengendalian.

RPH sendiri sedianya adalah sebuah lembaga yang beranggotakan para petani yang telah dibekali dengan kemampuan teknis dalam mengamati, melaporkan dan mengendalikan OPT. Lembaga milik petani dengan prinsip profesional, kemitraan dan keswadayaan ini, kedepannya diupayakan untuk mendapat dukungan pendanaan dari Dana Desa (DD) untuk pengadaan sarana prasarana, sarana dan bahan pengendalian OPT, sarana pengembangan Agensia Hayati, pertemuan dan pelatihan bagi anggota RPH.
Melalui dukungan atas sarana produksi pertanian melalui irigasi perpompaan dan dukungan SDM petani melalui lembaga RPH, diharapkan gerakan antisipasi darurat pangan nasional terutama di musim tanam ke-2 ini berhasil dengan meningkatnya luas tanam padi dan produktivitas panen sesuai harapan semua pihak. (Wenny, BPP Bareng)