Ngusikan 7 Juli 2025, Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (Gerdal OPT) Xanthomanas Oryzae (Penyakit kresek) dilaksanakan pada hari Senin 7 Juli 2025 di Poktan Mernung Kidul Desa Sumbernongko Kecamatan Ngusikan. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi serangan penyakit kresek pada tanaman padi agar tidak meluas. Penyakit kresek di Poktan ini mulai terdekteksi pada kisaran umur tanaman 35-40 hst.

Pengamatan berkala yang dilakukan oleh petani di lapangan sangat penting untuk dilakukan. Dari pengamatan yang dilakukan ditemukan adanya gejala serangan penyakit kresek ini. Langkah selanjutnya Ketua Poktan segera melakukan pelaporan kepada PPL WiBi. Dari adanya laporan segera PPL berkoordinasi dengan POPT Kecamatan Ngusikan Arina Miftahu Rahmah. Bersama-sama petani, PPL dan POPT melakukan pengamatan lanjutan tanaman di lapangan. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa ditemukan gejala serangan penyakit kresek.

“Penyebaran penyakit kresek harus segera diantisipasi dengan dilakukan Gerdal bersama-sama seluruh anggota Poktan. Kami akan segera melaporkan dan berkoordinasi kepada bidang terkait untuk pengajuan bahan pengendalian untuk diberikan kepada petani agar bisa melakukan Gerdal secepat mungkin. Penyakit kresek ini disebabkan oleh bakteri yang penyebaran atau penularannya sangat cepat. Sehingga harus segera diambil langkah antisipasi yang tepat dengan bahan pengendali yang tepat”, jelas Arina selaku POPT.

Kegiatan Gerdal dihadiri oleh POPT, PPL, Kepala Dusun dan Ketua Poktan beserta anggota. Petani cukup antusias dengan adanya kegiatan Gerdal ini. Petani datang dengan membawa perlengkapan yang dibutuhkan diantaranya tangki semprot, sendok takar, sabit dan timba. Untuk bahan pengendali disediakan dari Dinas Pertanian Kabupaten Jombang berupa bakterisida berbahahan aktif tembaga oksida.

“Gerdal ini dilaksanakan bertujuan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit kresek. Pengendalian tidak hanya dilakukan 1 kali saja, tapi perlu ada tindakan lanjutan. Bapak-bapak disini harus rajin melakukan pengamatan, agar bisa mengetahui bagaimana kondisi tanaman padinya. Jadi nanti bisa tahu jika masih diperlukan pengendalian lagi atau tidak”, jelas Suliyani selaku PPL WiBi.

Setelah penjelasan yang diberikan oleh POPT dan PPL selanjutnya dilakukan pembagian bahan pengendali yang dibantu oleh Kepala Dusun dan Ketua Poktan. Selanjutnya petani yang sudah mendapatkan bahan pengendali segera melakukan penyemprotan di lahan masing-masing. (Deny/PPL)