
Hama dan penyakit tanaman merupakan siklus yang tak terpisahkan dari pola tanam dan tata tanam di lahan pertanian. Sebuah Individu/ hewan bisa dikatakan hama ketika telah merugikan petani dengan melampaui ambang batas ekonomi. Agar individu/ populasi hewan pada ekosistem lahan tidak berubah status menjadi hama, diperlukan keseimbangan ekosistem yang terus menerus sehingga menunjang produksi dan produktifitas pertanian secara berkelanjutan. Pola tanam menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan hama dan penyakit tanaman. Pola tanam yang tidak serempak dalam satu hamparan biasanya menunjang perkembangan hama dan penyakit.
Siklus hidup hewan tanpa diimbangi perkembangan musuh alaminya, akan merubah status dari populasi menjadi hama. Ketika pola tanam tidak serempak dan cenderung berselang, akan mengakibatkan populasi hewan tertentu berkembang terus menerus hingga berubah status menjadi hama. Untuk itu diperlukan pergiliran dan penataan pola tanam yang serempak dengan berganti jenis tanaman/ varietas. Hal ini akan mengendalikan keseimbangan ekosistem sehingga tidak terjadi lonjakan populasi spesies tertentu yang akan mengubah status populasi menjadi hama.
Senada dengan yang dilakukan oleh petani di Desa Tanggungan Kecamatan Gudo yang menerapkan pola tanam padi-padi-padi dan padi-padi-jagung setiap tahunnya. Pada musim tanam III ini tidak kurang dari 70 Ha lahan sawah di desa Tanggungan yang biasanya pada periode musim tanam lalu menamam padi sekarang beralih ke tanaman jagung. Musim tanam kemarin serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) terjadi, terutama hama wereng yang menjadi momok paling menakutkan bagi petani padi, selain pengerek batang dan pyricularia. Belum lagi dampak yang di timbulkan dari serangan tersebut yang mengancam penurunan produksi.yang sangat signifikan, sehingga pendapatan petani jauh berkurang. Faktor lain yang kurang diperhatikan adalah perilaku dari petani dalam budidaya tanaman padi yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan sehingga musuh alami tidak seimbang.
Menurut Djamilin selaku ketua kelompoktani Karangpakis, petani karang pakis hampir setiap tahun tanam padi terus menerus karena di dukung pengairan yang baik.setiap musim tanam pula hama wereng selalu menyerang. Meskipun setiap musim sudah dilakukan gerakan pengendalian OPT baik secara swadaya atau bantuan dari dinas.untuk memutus perkembangan OPT harus beralih komoditas, komoditas yang dianggap paling tepat yaitu menanam jagung yang memang dirasa lebih menguntungkan.
Dikatakan pula oleh Naserun, Ketua Kelompak tani Tanggungan, bahwa sampai saat ini tanaman jagung merupakan komoditas yang tepat untuk di budidayakan pada MT III untuk mengantikan komoditas padi karena OPT yang menyerang relative minim dan tidak begitu mempengaruhi hasil produksi, melihat harganya yang relative stabil di pasaran. (TI Gudo - Erkham)