Bawang merah (Allium cepa) adalah salah satu bumbu masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik sub-tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan mentah, untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur. Bawang merah disebut juga umbi lapis dengan aroma spesifik yang dapat merangsang keluarnya air mata karena kandungan minyak eteris alliin.

(Gunarso, Petani Bawang Merah Sedang Mengamati Tanaman yang Dibudidayakan)

Pak Gunarso sebagai petani aktif di Dusun Blole Timur Desa Pandanblole Kec. Ploso dalam berbudidaya Bawang Merah memiliki tips dalam proses seleksi bibit bawang merah yang ideal untuk ditanam karena bibit yang baik merupakan faktor utama pendukun  g tercapainya kwantitas dan kwalitas hasil produksi, adapun seleksi bibit bawang merah yang dilakukan dan vaietas yang digunakan : Bibit berasal dari umbi dari ta  naman yang dipanen pada umur 50 – 55 HST dan telah dikering anginkan selama ± 3 bulan, Bibit cerah, segar, tidak mengerut, tidak ada warna hitam, bibit yang sudah tumbuh tunas sebaiknya tidak ditanam, bibit/umbi berukuran seragam, tidak ada luka, perlakuan Bibit/umbi dengan fungisida untuk pencegahan serangan Jamur, vaietas Tajuk, Bauji.

Selanjutnya menurut Pak Gunarso persiapan dan pengolahan tanah memiliki tujuan utama untuk menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik. Membunuh gulma. Perbaikan struktur, tekstur tanah dan daya serap air. Dilanjutkan dengan pembuatan bedangan dengan lebar bedangan 100-120 cm dengan parit berukuran lebar 40-50 cm, panjang disesuaikan luas lahan. Pembuatan parit antar bedengan sebagai tempat saluran irigasi. Waktu tanam yang tepat untuk Budidaya Bawang Merah :

-     Waktu tanam yang ideal adalah musim kemarau MT II – MT III untuk menghindari curah hujan yang cukup tinggi yang akan .

-     Penanaman dilakukan saat cuaca cerah. Hindari penanaman saat transisi perubahani iklim karena angin dan perubahan suhu/kelembaban karena mudah menimbulkan penyakit yg disebabkan jamur. Tanam bibit umbi Bawang Merah ada beberapa perlakukan antara lain :

-     Pemangkasan ujung umbi ± 1cm mempermudah keluarnya tunas.

-     Seminggu sebelumnya media / bedengan diberikan bokashi sebagai bahan organik pembenah tanah.

-     Bibit umbi ditanam dengan jarak 15x15cm / 15x20cm, umbi ditanam dengan menempatkan ujung ke sisi atas dan jangan menanam umbi terlalu dalam untuk menghindari serangan jamur dan menghambat pertumbuhan tunas.

Menurut Pak Gunarso yang juga sebagai Ketua Kelompok Tani Blole Timur Pemupukan Dasar dilakukan dengan pemberian bokashi dilakukan 1 minggu sebelum tanam untuk proses dekompisisi dengan media tanam dan menurunkan suhu, dengan dosis 2-3 ton/Ha.Pupuk SP 250-300 Kg/Ha. Furadan (nematisida, insektisda) 10-14 Kg/Ha untuk pencegahan serangan ulat grayak, cacing parasit dan anjing tanah.

Kemudian dilakukan pemupukan susulan pada umur 10-15 HST, NPK 300 Kg/Ha, ZA 300 Kg/Ha, Ultradap (pupuk Mono Ammonium Phosphate berbentuk kristal) 1 Kg/Ha. Umur 30 HST, NPK 300 Kg/Ha, KCL 175 Kg/Ha, Aplikasi pemupukan dengan cara ditanam dengan jarak 10 cm dari tanaman atau disebar antar barisan tanaman dengan kedalaman 5 cm yang sebelumnya digaru untuk alur sebar pupuk.

Penyiraman dilakukan setiap hari sampai daun pertama tumbuh, penyiraman dilakukan 2x sehari pagi dan sore hari. Umur 50 HST penyiraman dilakukan 1x sehari, Penyiraman tidak terlalu basah/jenuh untuk menghindari pemadatan tekstur tanah yang berakibat terhambatnya pembesaran  umbi dan terjadinya pembusukan umbi. Selama proses pertumbuhan bawang merah, penyiangan dilakukan 2x, penyiangan pertama umur 10-20  HST, penyiangan selanjutnya umur 35-40 HST. Disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan gulma.

Hama utama yang biasa menyerang bawang merah adalah Ulat Grayak (Spodoptera Sp), Thrips, Orongorong (Gryllotalpa Sp.) dan Penggorok Daun (Liriomyza Sp). Sedangkan penyakit utama yang biasa menyerang bawang merah adalah Bercak ungu (Altenaria porri), Embun tepung (Peronospora destructor Berk), Fusarium (Fusarium oxysporum) dan Antraknosa.

Upaya pengendalian OPT ramah lingkungan dilakukan dengan metode antara lain :

a.   Aplikasi pathogen serangga Beauveria bassiana

b.  Sanitasi, monitoring, pembuangan umbi terinfeksi secara mekanik

c.   Penggunaan insektida berbahan aktif isosikloseram dan Brofanilida seperti incipio 200 sc, brofreya 53 sc, untuk ulat grayak / ulat bawang, ulat Lepidoptera.

d.  Penggunaan fungisida berbahan aktif Tebukonazol dan Propiconazole, Prochloraz seperti Folicur dan Remazole.

e.   Penggunaan perangkap lampu sebanyak 30 buah per Ha.

f.    Penggunaan perangkap likat kuning untuk lalat Liriomyza (pengorok daun), trips, ngengat ulat bawang sebanyak 40 buah per Ha

g.   Penggunaan pestisida kimia secara selektif dan tepat dosis.

(Pengelolaan Pasca Panen Bawang Merah)

Panen Bawang merah dipanen setelah batang rebah/rubuh atau pada umur 55-60 HST (musim penghujan), 70 HST (musim kemarau). Karakteristik bentuk umbi bulat hampir sempurna, beberapa sudah terlihat dipermukaan tanah, umbi berwarna gelap/keunguan dan berbau khas. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman secara hati-hati agar umbi tidak rusak atau tertinggal dalam tanah, menurut Gunarso hasil yang diperoleh dalam MT II 2024 mencapai 10.500 Kw/Ha.  Pada Pasca Panen Pelayuan dengan cara penjemuran daun untuk mendapatkan kulit umbi berwarna merah dan berkilau (2-3 hari) di bawah sinar matahari langsung, kemudian umbi dibersihkan dari kotoran tanah dan akar, kemudian diikat untuk dikeringkan. Pengeringan dengan cara menjemur umbi bawang merah di bawah sinar matahari langsung (7-14 hari) dengan melakukan pembalikan setiap 2-3 hari, dan siap dijual atau disimpan.

Penulis :

Tim BPP Kec. Ploso

Kabupaten Jombang