Manajemen Tanaman Sehat (MTS) merupakan salah satu strategi bagi petani untuk menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dimana dalam penerapannya mulai dari proses pengolahan lahan, peningkatan makro organik, pemanfaatan jerami, kegiatan penanaman, penggunaan pupuk organik dan pemanfaatan tanaman pinggir yaitu tanaman Refugia. Penerapan kegiatan MTS Mini dilaksanakan di Poktan Gandan Ds Gajah Kec. Ngoro Kab. Jombang. Kegiatan MTS Mini di Poktan Gandan ini dilaksanakan oleh petani Dusun Gandan  dan mendapatkan pendampingan serta pengawalan penuh dari Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) se-Kabupaten Jombang, PPL Kecamatan Ngoro dan P4S Gondo Arum Dsn Gandan. Kegiatan MTS Mini di Poktan Gandan ini dilaksanakan pada MT II (Mei-Agustus 2024).

MTS didefinisikan sebagai pengelolaan agroekosistem dalam suatu kawasan/hamparan dengan pendekatan yang terencana, komprehensif, integral dan berkelanjutan yang meliputi semua aspek baik ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Tiga (3) Pilar Utama dalam MTS adalah :

1.      Pengelolaan Agroekosistem dengan multistrategi,

2.      Peningkatan Kapasitas SDM,

3.     Desa Sebagai Pusat Aktivitas Kelompok Tani  dan Kedaulatan Pangan Mandiri. 

 MTS adalah suatu strategi untuk dapat menciptakan ekosistem pertanian yang sehat dan tahan terhadap resiko serangan OPT, dapat meningkatan produksi dan produktivitas pada taraf tinggi stabil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta menciptakan petani-petani yang handal dalam menyelesaikan permasalahan di lahannya sendiri.  Petani dan unsur kelembagaan utama yang terlibat, berperan sebagai subyek dalam Sistem MTS itu sendiri, sedangkan obyeknya adalah Agroekosistem yang mereka kelola dan desa berperan sebagai pusat data dan pengelolaan informasi dari hulu sampai dengan hilir. Kegiatan MTS Mini Gandan dengan areal kawalan yaitu 5 ha dengan beragam kegiatan mulai dari sebelum tanam hingga panen. Sebagian dokumentasi kegiatan MTS Mini sebagai berikut.

Analisa Usaha tani

Setelah diadakan ubinan produksi pada petak PHT dan Non PHT maka diperoleh data untuk menghitung analisa usaha tani yang meliputi variabel input dan output selama pelaksanaan SL-PHT mini MTS sebagai berikut :

   Dari data tersebut menunjukkan bahwa paket perlakuan PHT lebih menguntungkan dibanding paket lokal petani dengan selisih keuntungan Rp.3.945.000- per hektar , Secara ekologis dan sosiologis lebih menguntungkan paket PHT mini MTS dengan penerapan sistem jarak tanam tegel.

 Penentuan B/C Ratio

 Dari data analisa usahatani petak PHT dan  Non PHT / Konvensional dapat ditentukan nilai B/C Ratio seperti tertera dibawah  ini.

 

Petak PHT                                               B/C Ratio = 1.33

Petak Non PHT / Konvensional        B/C Ratio = 1,13

        (Tim POPT Kab Jombang & BPP Ngoro)