Peningkatan kebutuhan pangan saat ini  menjadi prioritas pemenuhan kebutuhan pokok atau dasar bagi masyarakat kita, dengan memperhatikan jumlah penduduk dan lingkup geografis negara NKRI yang cukup luas serta menyebar. Menjaga kedaulatan pangan  menjadi upaya mendukung stabilitas ekonomi negara dan meningkatkan kualitas hidup menjadi tanggung jawab bersama dan dasar  kesadaran seluruh komponen anak bangsa untuk bersinergi memwujudkannya.

 Pada pelaksanaannya yang patut diperhatikan adalah munculnya kendala baik faktor internal yaitu potensi pengelola dan pelaksana kegiatan budidaya tanaman pangan dan sejenisnya yang disebut Pelaku Utama (Petani) dari sisi jumlah maupun ketrampilan yang terbatas seiring penurunan minat dibidang pertanian, jumlah lahan potensi produksi menghadapi tantangan pengalihfungsian lahan dan keterbatasan tingkat kesuburan pada setiap wilayah, keterbatan sarana prasarana produksi pertanian, serta penangan panen dan pasca panen. Faktor eksternal meliputi kondisi iklim/cuaca yang fluktuatif, karakteristik produksi bahan pangan yang mudah rusak, dan pola distribusi bahan pangan yang luas dan harus memenuhi jumlah kebutuhan konsumsi dalam waktu tertentu.

Memperhatikan keadaan dan kenyataan tersebut dilapang, maka dibutuhkan intervensi pemerintah mendukung kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pangan dari semua lini, serta kontribusi stakeholder pun dibutuhkan secara intens dan berkelanjutan guna mendampingi Pelaku Utama mencapai target produksi yang optimal. Salah satu kebijakkan Pemerintah Kabupaten Jombang dalam melaksanakan peran tersebut adalah memberi ruang anggaran peningkatan ketahanan pangan dan pertanian. Salah satu apreasiasi positif kepada Pemerintah Desa Jabon atas dilaksanakannya kegiatan pemberdayaan kapasitas masyarakat, petani khususnya dalam meningkatkan kemampuan Pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui kegiatan Pelatihan Petani dan Pemuda Tani  Pembuatan Pupuk Organik BOKASI. 

 Kebijakaan Pemerintah Desa Jabon ini hendakknya menjadi contoh bagi pemerintah desa lainnya bahwa salah satu alternatif pendukung target ketahanan pangan adalah pada peningkatan kualitas Sumber Daya Pelaku Utama disamping dukungan infrastruktur dan sarana prasarana produksi pertanian. Dalam pelaksanaan dilapang peran Gapoktan Desa Jabon menjadi poros dan perintis petani dan pemuda tani yang aktif dan pada akhirnya diharapkan menjadi kolaborasi yang indah dalam memwujudkan sinergisitas bidang pertanian antara pemerintah daerah dan Pelaku Utama yang berkelanjutan.

Pada pelaksanaan Pelatihan ini mengambil tema sesuai kebutuhan dan kondisi dilapang yang harus dibangun dan menanamkan mindset Pelaku Utama utuk budidaya tanaman sehat, dan yang utama saat ini adalah perbaikan kondisi lahan baik struktur maupun tekstur media tanam bagi tanaman pangan yang dibawah kandungan ideal Bahan  Organik dibawah 3%. Kunci utama pengembalian kesuburan tanah secara alami adalah kesadaran Pelaku Utama untuk berperan dalam pengembalian bahan organik dan meningkatkan mikroba tanah positip yang berfungsi sebagai dekomposer tangguh dalam merombak bahan organik dalam tanah.

 Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah, dimana tekstur tananah adalah perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat secara permanen yang menentukan potensi aliran air, kapasitas menahan air dan tingkat kesuburan tanah. Sedangkan struktur tanah ialah pengelompokan butir-butir tanah tunggal menjadi bentuk agregat dengan bantuan proses fisika, kimia dan biologi, yang akan berpengaruh kepada kondisi fisik, ketersediaan hara, populasi dan aktifitas mikroba, pertumbuhan akar tanaman, dan dekomposisi bahan organik. Keduanya dapat ditingkatkan kualitasnya dengan penambahan pupuk organik. (BPSISP Berkarya : Mengenal Tekstur dan Struktur Tanah untuk Pertanian, 17 mei 2023).           

 Pola budidaya tanaman pangan saat ini dimana kondisi tanah kurang mendapatkan perhatian dalam peningkatan kandungan bahan organik sehingga tanaman tidak bisa optimal memanfaatkan ketersediaan hara didalam tanah yang sangat terbatas. Akibatnya penggunaan pupuk kimia menjadi idola dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman menimbulkan ketergantungan luar biasa pelaku utama yang berakibat menjadi beban biaya sarana prasarana produksi tanaman meningkat signifikan. Disamping itu dampak akumulasi bahan kimia dari pupuk kimia menjadi pertimbangan utama untuk kelestarian lingkungan.

Untuk itu maka membangun kesadaran Pelaku Utama maka pelatihan pembuatan pupuk organik : BOKASI dan perbanyakkan pupuk padat menjadi solusi meningkatkan kualitas budidaya tanaman sehat.

                                                                    Kandungan Unsur hara tanah

PerbedaanJenis Pupuk
OrganikKandangKimia
Unsur HaraLengkapTidak tentuSatu unsur
EfisiensiSangat EfisienSedangKurang
Kandungan GulmaMinimalMaksimalTidak Ada
Kandungan mikrobaTerkontrolTidak terkontrolTidak Ada
Hama/ PenyakitMinimalMaksimalTidak Ada
Residu Bahan KimiaTidak adaMinimalMaksimal
Pengaruh Terhadap Kerusakan TanahTidak adaTidak AdaMaksimal

Universitas Jember, 2022

Keunggulan Pupuk Organik :

Mengandung nutrisi esensial, Nitrogen Fosfor kalium dan Mikropronutrien dan BO. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati , kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. (Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011, tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah)   

Pupuk BOKASI merupakan Bahan Organik yang kaya akan sumber hayati.

Pupuk bokashi adalah pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik  semisal kompos dan pupuk kandang dengan memanfaatkan bantuan  mikroorganisme pengurai seperti mikroba atau jamur fermentasi

Pembuatan Pupuk BOKASI 

A.    Alat dan Bahan :

  • Pupuk Kandang                          : 750 kg (kotoran domba/kambing 600 kg kotoran ayam 150 kg)
  • Serbuk kayu gergaji/skam       : 100 kg
  • Abu/ kapur dolomit                   : 150 kg
  • Dedak padi                                   : 5  Kg
  • Tetes / molasses                        : 5 Liter
  • Dekomposer                                : 1-2 Liter
  • Air                                                    : Secukupnya (60%)

Alat     :

  • Sekop/cangkul
  • Termometer 
  • Ember
  • Timbangan/takaran

CARA MEMBUAT :

  1. Larutkan  Dekomposer, tetes kedalam 100 liter air di wadah yang terbuat dari plastik sebelum pencampuran dengan bahan-bahan lain 
  2. Siapkan kotoran ternak yang akan dibuat pupuk bokasi.
  3. Tambahkan air bila masih kondisi kering, namun jangan sampai terlalu basah, kira-kira      kalau campuran dikepal tidak pecah
  4. Campurkan secara merata pupuk kandang, serbuk gergaji/skam, abu dan dedak halus, dengan cara disusun bersap
  5. Tambahkan larutan tetes dan EM-4 kedalam adonan sedikit demi sedikit sambil dilakukan pengadukan agar larutan merata keseluruh adonan

 

Ditulis oleh : Tri Wahyuning Yunita, STP, PPL BPP Jombang,  Dinas Pertanian Kabupaten