p2bn

Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN) yang dicanangkan oleh pemerintah  dalam meningkatkan produksi sekitar 4.5% per tahun. Namun dalam pelaksanaan  budidaya padi untuk mencapai peningkatan produksi juga mengandung berbagai resiko yang potensial menghambat pencapaian sasaran yakni peningkatan produksi pangan berkelanjutan. Salah satu bentuk hambatan yang sekarang  dihadapi oleh petani adalah adanya peningkatan  populasi   serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) terutama  hama wereng batang cokelat (WBC) beserta  penyakit virus yang ditularkan (virus kerdil rumput dan virus  kerdil hampa). Hal ini dipicu oleh beberapa hal misalnya: penggunaan pupuk N berlebihan, tidak adanya rotasi tanaman, penggunaan insektisida tidak bijaksana sehingga mendorong meningkatnya populasi dan intensitas serta  luas serangan WBC.

Untuk mengendalikan WBC secara alami, efektif,  efisien dan ekonomis langkah yang diambil dengan: penanaman varietas tahan WBC, rotasi tanaman, penanaman serentak, penggunaan agens hayati fertisilium dan metharisium serta  penggunaan pestisida kimia merupakan alternatif pengendalian terakhir. Jika populasi WBC telah melampaui ambang kendali maka aplikasi harus dilakukan secara tepat guna yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat sasaran, tepat waktu dan tepat tempat.       

Gerakan pengendalian WBC ini telah dilakukan di Poktan Sonokerep seluas 20 ha desa Tanggalrejo, Poktan Sukorame seluas 20 ha, Poktan Pekalongan 20 ha Desa Tejo dengan menggunakan insektisida untuk menekan populasi dan intensitas serangan. Penyemprotan ini dilakukan setelah embun pagi menghilang atau cuaca cerah, saat daun padi tidak basah dengan cara diarahkan pada pangkal batang tanaman yang menjadi habitat WBC. Gerakan ini di dukung sepenuhnya oleh POPT, Koordinator, Mantan dan seluruh PPL, Aparatdesa, Kecamatan dan Muspika Mojoagung sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap keberhasilan Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN). (Yazid/Mojoagung)