Ada yang berbeda pada pertemuan sekolah lapang IPDMIP yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 September 2021 di Poktan Ngampel. Selama beberapa kali pertemuan sekolah lapang materi yang diberikan meliputi persiapan tanam, perawatan tanaman, pengendalian hama dan penyakit tanaman sampai panen. Namun pada jadwal pertemuan sekolah lapang kali ini ada pengenalan materi mengenai Analisa usahatani bagi petani padi.

Sebagian besar pelaku usaha tani di Poktan Ngampel belum menerapkan analisa usahatani. Bahkan sekedar mencatat pengeluaran biaya  pun tidak. Padahal banyak sekali macam pengeluaran pada saat melakukan budidaya padi. Mulai dari biaya garap olah tanah, benih, pupuk, tenaga kerja dan lain-lain.

Jika biasanya yang bertugas untuk menjadi narasumber dari lingkup Tim Petugas BPP Ngusikan secara bergantian sesuai jadwal yang telah disusun, kali ini Tim Pemandu menggandeng narasumber dari luar BPP. Sebagai Narasumber pada pertemuan kali ini yaitu Purbowo, S.Agr., M.P. Beliau adalah seorang PPL Swadaya dari Desa Ngampel yang sekaligus juga merupakan salah satu Dosen tetap di Universitas Swasta di Kota Jombang. Purbowo mengajar mata kuliah yang berkaitan dengan sosial ekonomi pertanian. Oleh karenanya Tim Pemandu mengundang beliau agar bisa mengisi materi yang berkaitan dengan Analisa usahatani padi.

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat.

Purbowo menyampaikan bahwa analisa usahatani bagi petani padi penting untuk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan usahatani yang dilakukan. Layak tidaknya kegiatan usaha untuk terus dikembangkan dapat dievaluasi dengan melakukan perhitungan analisa usaha tani.

 

Adapun manfaat perlu dilakukannya analisa usaha tani antara lain :

1. Mengetahui komponen biaya yang masih dapat ditekan untuk mengurangi biaya usaha tanpa mengurangi jumlah produksi.

2. Mendorong untuk menambah kegiatan usaha bila penghasilan perbulan lebih kecil dari kebutuhan keluarga.

3. Mendorong untuk bekerja secara produktif, tidak sekedar bekerja tanpa target hasil.

 

Langkah-langkah untuk menentukan keuntungan / kerugian yang disampaikan Purbowo antara lain :

1. Mencatat biaya

2. Memilah

3. Menghitung

4. Memutuskan

 

Selanjutnya beliau juga menjelaskan bahwa pelaku usaha tani harus mengenal jenis biaya. Jenis biaya ada 2 macam. Yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Contoh yang termasuk biaya tetap antara lain : alat pertanian (cangkul, gancu, sabit, tangka semprot, jarum jahit sak), mesin pertanian (pompa air, tractor, transplanter, combine harvester), pajak lahan, sewa lahan, kendararaan pengangkut (gerobak, sepeda motor, mobil pick up) dan termasuk bunga bank jika modal usahanya berasal dari pinjaman perbankan. Sedangkan yang termasuk contoh biaya variabel adalah benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, pengairan dan pengemasan.

Tujuan mengenal jenis biaya adalah agar nantinya bisa mengetahui berapa biaya total produksi yang dikeluarkan oleh pelaku usaha tani dalam satu kali siklus usaha taninya. Biaya total merupakan hasil penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Seluruh biaya tetap ditambahkan dengan seluruh biaya variabel.  

Selanjutnya untuk menghitung pendapatan yang diperoleh adalah dari hasil perkalian jumlah produksi dengan harga pada saat itu. Sedangkan untuk menghitung keuntungan usaha yaitu dari hasil pengurangan pendapatan dengan biaya total. Dengan demikian, keuntungan keluarga tani dalam sebulan dapat diketahui dengan membagi jumlah keuntungan dalam satu siklus usaha terhadap lamanya usahatani yang diusahakan.

Setelah membuat Analisa usahatani, maka dapat diketahui apakah usahatani yang dilakukan tersebut memberikan keuntungan ataukah justru sebaliknya yakni kerugian kepada pelaku usaha. Sehingga dari analisa usahatani bisa ditentukan mengenai bagaimana kalayakan usahatani yang diusahakan. Kelayakan usahatani dinilai dari pendapatan dibagi dengan biaya, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

 

R/C ratio = TR : TC

Dimana TR = total pendapatan

TC = Biaya total

Jika R/C ratio < 1 maka usaha tersebut dikatakan tidak layak  

Jika R/C ratio = 1 maka usaha tersebut dikatakan impas  

Jika R/C ratio > 1 maka usaha tersebut dikatakan layak

Dengan demikian jika sudah mengetahui hasil perhitungan R/C ratio, perlu dilakukan evaluasi oleh pelaku usaha terhadap usahatani yang dilakukan. Usaha yang dilakukan tersebut bagaimana tingkat kelayakannya.

 

Ditulis oleh: Deny Murtanti, S.P.

BPP Kecamatan Ngusikan