PPL Memandu Pembuatan Pestisida Nabati

Banyaknya dampak negatif penggunaan pestisida kimia, maka diperlukan  upaya perlindungan tanaman  berbasis pada pengelolaan ekosistemsecara terpadu dan berwawasan lingkungan. Hal tersebut dilakukan karena konsumen tidak hanya menuntut produk sayuran yang aman bagi kesehatan, bebas residu pestisida kimia, tapi juga menuntut produk sayuran yang diproses dengan teknologi perlindungan tanaman yang akrab lingkungan. Salah satu alternatif teknologi pengendalian OPT adalah penggunaan pestisida nabati yang lebih alami. Alam sebenarnya telah menyediakan bahan- bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi serangan OPT pada tanaman sayuran. Oleh sebab itu, aplikasi pestisida nabati perlu mendapatperhatian untuk dikembangkan, karenajenis pestisida ini mudah teruraidi lingkungan,  kurang beracun, relatif lebih murah dan mudah diperoleh.

Penggunaan pestisida nabati dalam kegiatanperlindungan tanaman perlu selalu dipromosikan dan dimasyarakatkan. Salah satu upaya pemasyarakatan tersebut adalah dengan penyebarluasan informasi jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati, yang dapat dimanfaatkan dalam pengendalian hama dan penyakit. Salah satunya dengan melaksakan pelatihan pembuatan pesnab  gapoktan grogol di balai desa grogol pada hari Selasa tanggal 24 Oktober 2023. Sebagai narasumber POPT Kecamatan Diwek Bu Faradiba, KJF Kabupaten Jombang Ibu Solikhatul Ma’rufah, Bapak Jainuri dan  Ibu Ratna Wulandari selaku PPL  Kecamatan Diwek. 

Pelatihan pembuatan pesnab diantaranya pembuatan pesnab OPT ulat grayak pada tanaman jagung, pesnab untuk OPT potong leher pada tanaman padi dan pesnab OPT WBC pada tanaman padi.

Beberapa keuntungan/kelebihan penggunaan pestisida nabati  adalahsebagai berikut :

  1. Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik, yaitu tidak meracuni(non toksik).
  2. Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya mudah hilang.
  3. Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah.
  4. Mudah diperoleh di alam, contohnya di Indonesia sangat banyak jenis tumbuhan penghasil    pestisida nabati.
  5. Cara     pembuatannya     relatif     mudah     dan    secara     sosial-ekonomi           penggunaannya         menguntungkan bagi petani kecil di negara-negara berkembang.

            Jenis-jenis tumbuhanyang berpotensi untuk dikembangkan sebagaipestisida nabati seperti tanaman ajeran, bandotan, bawang merah, bawang putih, bayam duri, bengkoang, bijanggut, mimba, brotowali, bunga pukul empat, cabe dll.

        Setiap bahan memiliki karakterisitik dan perlakuan yang berbeda dalam mengeluarkan racun. Untuk itu perlu formulasi yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 

Diharapkan adanya pelatihan pembuatan pesnab ini , petani grogol khusunya dapat mengenal  jenis-jenis tanamanyang berpotensi sebagaibahan penghasil pestisida nabati dan pemanfaatannya dapat membantu masyarakat dalam mengenal dan memanfaatkan.

Penulis : Ratna Wulandari,S.Pt./PPL Kecamatan Diwek