
Pupuk Bokashi adalah pupuk organic yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik semisal kompos dan pupuk kendang dengan memanfaatkan bantuan mikroorganisme pengurai seperti mikroba atau jamur fermentasi. Hasilnya ialah berupa pupuk padat dalam kondisi sudah terurai sehingga mengandung lebih banyak unsur hara baik makro maupun mikro yang siap untuk segera diserap akar tanaman. Rata-rata kandungan pupuk bokashi sudah mencakup unsur hara makro : N, P, K, Mg, S,Ca dan unsur hara mikro : Zn, B, Fe, Cu, Mn, Mo, dan Cl.
Keunggulan pupuk bokashi adalah tinggi kandungan unsur haranya dan sudah terurai sehingga siap diserap akar tanaman. Selain itu pupuk bokashi padat juga mengandung efektiv mikroorganisme yang bermanfaat untuk menekan pertumbuhan pathogen dalam tanah.
Kotoran hewan (kohe) ternak merupakan limbah dari usaha ternak yang apabila tidak dikelola atau dimanfaatkan akan mengganggu Kesehatan lingkungan, namun apabila dikelola dengan baik dan benar bisa memberikan beberapa keuntungan. Diantaranya meningkatkan nilai tambah hasil peternak, peningkatan kesuburan lahan, tanah menjadi gembur.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan petani dalam pemanfaatan limbah sapi berupa kotoran / feses, beberapa Poktan di Poktan di Wilayah Kecamatan Ngusikan melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk bokashi. Diantaranya adalah di Poktan Ngampel dan Nongko pada bulan Juli 2021, serta di Gapoktan Ketapangkuning pada bulan Agustus 2021. Kegiatan dilaksanakan oleh pengurus poktan / gapoktan beserta petani anggota poktan dan didampingi oleh Petugas Penyuluh dari BPP Ngusikan.
Bahan yang diperlukan untuk 1 resep :
1. 80 kg pupuk kandang
2. 10 kg sekam / arang sekam
3. 10 kg dedak halus
4. 100 ml tetes tebu atau 2 sendok makan gula
5. 100 ml EM4
6. Air secukupnya
Alat yang diperlukan :
1. Gelas takar
2. Ember / timba
3. Cangkul / sekop
4. Gembor
5. Plastik / terpal untuk penutup.
Cara membuat :
1. Pertama-tama buat larutan dari EM4, tetes tebu / gula dan air dengan perbandingan 1 ml : 1 ml : 1 liter air.
2. Bahan pupuk kandang kotoran sapi, arang sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang kering.
3. Larutan EM4 disiramkan menggunakan gembor secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk adonan. Adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan. Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan Kembali mengembang (kandungan air sebesar 30%).
4. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup dengan terpal atau plastic tebal selama 7-14 hari. Selama dalam proses, suhu bahan dipertahankan antara 40-60°C. jika suhu melebihi 60°C, maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup Kembali.
5. Setelah empat belas hari terpal atau plastik penutup dapat dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan bokashi yang berbau busuk maka pembuatan bokashi gagal. Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika bokashi ingin disimpan terlebih dahulu maka bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara mengangin-anginkan di atas lantai hingga kering. Setelah kering bokashi bisa dikemas di dalam karung plastik.
Seperti tersebut diatas alat, bahan dan cara pembuatan pupuk bokashi dari bahan kotoran ternak. Adapun banyaknya takaran bahan-bahan yang dibutuhkan tidak menjadi patokan / takaran baku. Apabila ada kekurangan sedikit2 pun tidak apa-apa. Setidaknya sudah bisa mendekati kisaran takaran tersebut.
Deny Murtanti, S.P.
PPL BPP Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang