sawah

Petani adalah seorang pengusaha, mereka akan selalu berusaha untuk survive menghadapi segala tantangan dan hambatan yang ada. Petani akan memanfaatkan segala sumberdaya. Dengan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang dimilikinya. Pembangunan pertanian di kabupaten Jombang, sesuai dengan visi Dinas Pertanian Kabupaten Jombang (Menuju Budaya Pertanian Organik Tahun 2011) diarahkan pada kemandirian dan pertanian yang berkelanjutan. Petugas pertanian yang ada di Kecamatan Megaluh akan selalu memberikan pendampingan agar petani selalu mendapat keberhasilan dalam usahanya mengelola lahan pertanian, tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga secara ekologi. Berikut adalah salah satu sejarah/riwayat pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian di Kabupaten Jombang, yaitu di Desa Gongseng dan Turipinggir Kecamatan Megaluh. Dua desa ini merupakan Wibi Megaluh I dengan Penyuluh Pertanian Bpk. Sunari.

I.    Periode I
1.    Pola tanam sebelum tahun 2009 adalah padi-padi-horti atau padi-padi-palawija, namun sejalan dengan perubahan iklim yang akhir-akhir ini sangat tidak menentu, sehingga petani tidak menempati kesepakatan pola tanam yang disepakati.
2.    Pola tanam Padi-Padi-Horti atau Padi-Padi-Palawija berjalan sejak tahun 1979 s/d 2009.

II.    Periode II
1.    Pola tanam berubah dimulai dari pendapat atau pemahaman para petani yang hanya berorientasi pada pendapatan, tetapi tidak berfikir apa akibatnya terhadap ekosistem, walau hal tersebut sudah mendapat penjelasan dari petugas pertanian.
2.    Pola tanam / tata tanam
a.    MP 2008 / 2009 tanam padi
b.    MK I – 2009 tanam padi
c.    MK II – 2009 tanam padi
Hal-hal tersebut berjalan sampai dengan tahun 2009 / 2010
a.    MP      2009/2010 – tanam padi
b.    MK I   2010 – tanam padi
c.    MK II 2010 – tanam padi
Hingga MP 2010/2011 dan MK I 2011 sekarang ini.

III.    Periode III
Akibat yang ditimbulkan dari tanam padi terus menerus anatara lain :
1.    Meningkatnya populasi OPT antara lain :
-    Hama Tikus
-    Wereng Coklat, Hujau, dan Punggung Putih
-    Walang sangit
-    Xantomonas Oryzae / kresek dan OPT lainnya.
Timbulnya tanah asam yang makin meluas dari musim tanam kemusim tanam berikutnya.
Penurunan produksi tiap-tiap satuan waktunya.
Setiap musim tanam dari rata-rata 7-8,4 ton untuk MP nya menjadi 5,6 – 6,3 ton/ ha. Sedangkan untuk MK I dari rata-rata + 7 ton/ ha   menjadi + 5,6 ton / ha.

IV.    Periode IV
Keadaan sekarang
-    Adanya serangan hama wereng yang tingkat populasinya lebih tinggi bila dibandingkan dengan desa lainnya
-    Tanah asam tambah luas dan lebih sukar diprediksi tempatnya
-    Adanya serangan hama tikus
-    Keterlambatan musim tanam atau jadwal tanamnya, bila disbanding desa sekitarnya sehingga umur tanam samapai sekarang = 60-65 hari

V.    Periode V
Hal-hal yang sudah dilakukan dimusim tanam MK I ini antara lain :
1.    Gerakan pemberantasan hama tikus dengan cara :
-    Pengemposan
-    Pengumpanan dan pembelian
2.    Penyemprotan masal hama wereng dengan usaha petani sendiri maupun kerjasama dengan pihak pabrikan dan obat bantuan dari Dinas Pertanian.
3.    Penyuluhan lewat pertemuan yang dilaksanakan kelompok tani dengan petugas  pertanian.
4.    Pembongkaran tanaman yang terserang hama wereng coklat pada tingkat populasi tinggi pada varietas padi :
-    Ketan dan Ciherang
-    Hibrida
-    Galur
-    Pembenihan padi hibrida

(Fathulloh/Megaluh)