Tanahnya sedang sakit… ? tanah koq sakit, nanti kalau mati nguburnya dimana … ? (celetuk salah seorang peserta SLPHT)

Hasil Analisa Tanah Laboratorum Terpadu milik Dinas Pertanian Kabupaten Jombang telah diketahui hasilnya, alhasil tertera disitu bahwa kandungan unsur Bahan Organik (BO) dalam tanah rata – rata cukup mencengangkan, dimana angka yang tertera rata – rata kurang dari angka 2% dari yang semestinya 5% belum lagi unsur yang lain. Sungguh suatu fakta yang mau tidak mau, kita harus segera bertindak melakukan pembenahan dari sekarang.

Pagi itu, seperti pertemuan – pertemuan SL sebelumnya, kegiatan awal yang dilakukan peserta SL adalah pengamatan lapang untuk mengamati perkembangan pada pertanaman, mulai pertumbuhan tanaman sampai hama dan penyakit.

Dan hari ini materi khusus tentang ekologi tanah.

Lalu mengapa perlu pembelajaran ekologi tanah ?

Anggapan petani selama ini bahwa untuk memperoleh hasil panen yang tinggi diperlukan benih yang bersertifikat (benih baru), pupuk yang banyak, pestisida, insectisida, fungisida dan herbisida yang mujarab dengan tanpa sadar mengesampingkan fungsi tanah sebagai media tanam. Pengertian ini kemudian membawa praktek bertani masuk kedalam jeratan ketergantungan  yang semakin hari menyeret petani kedalam jerat kemiskinan, tidak hanya miskin dari kearifan lokal juga miskin dari segi kebudayaan berpengetahuan. Demikian ujar Pak Sukabul Anwar Mantri Pertanian sekaligus merangkap POPT  Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

Pembelajaran ekologi tanah merupakan pembelajaran untuk melihat kaitan unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain membentuk kehidupan di dalam tanah. Pembelajaran ini merupakan proses membangun semangat dan membongkar kebekuan pikiran petani sehingga dapat memunculkan dan mengelola potensi diri dan alam sekitar dilandasi dengan rasa kemerdekaan dan kepercayaan diri. Proses pembelajaran ini mengedepankan kaidah-kaidah ekologis dan menitikberatkan pada proses pengembangan ilmu pengetahuan lewat praktek lapangan.

Selama pembelajaran ini petani diajak bersama-sama belajar tentang :
1. Pertanian ramah lingkungan
2. Uji Sifat Fisik, sifat biologi dan sifat kimia tanah
3. Kompos dan Bokashi
4. Pengembangan Mikro Organisme Lokal (MOL)
5. Menyusun kegiatan praktek lapangan

Pada pelaksanaan kegiatan ini petani peserta SL diajak secara langsung praktek dan mengamati apa yang terjadi terhadap tanah yang selama ini dijadikan tempat untuk menggantungkan nasib, setelah sekian lama diperas untuk memenuhi pangan dunia, dan kemudian melihat apa yang terjadi dangan tanah kita ini. Dari hasil pengamatan ini pula peserta akan mampu menyampaikan hasil diskusi kelompok agar kelompok lain mendapat informasi apa yang didapat, disamping itu juga untuk melatih petani menyampaikan gagasan dengan cara yang mudah dimengerti.

Hasil akhir pelaksanaan kegiatan ini petani peserta SLPHT petani diharapkan dapat Melaksanakan rencana tindak lanjut pembelajaran melalui pembuatan kompos dari bahan organik yang ada di sekitar kita. Sambil bersih desa, memanfaatkan limbah kotoran ternak untuk dijadikan bokashi serta pembuatan MOL guna penunjang perbaikan tanah, dengan berbudidaya tanaman secara organik ramah lingkungan.

Ingatlah bahwa tanah ini bukan warisan nenek moyang, Tetapi titipan untuk anak dan cucu kita.

Rabu, 9 Mei 2012
Kelompoktani Jarakkulon Ds. Jarakkulon Kecamatan Jogoroto Kab. Jombang
(Anyas - Posko Jogoroto)