Salah satu kendala dalam berusaha tani durian dan cengkeh yaitu adanya serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur. Apabila tidak segera dikendalian akan mengalami kerugian. Metode pengendalian yang dapat digunakan yaitu dengan pengaplikasian bubur bordo. Bubur bordo adalah campuran yang digunakan sebagai fungisida dalam pertanian. Bahan utamanya adalah kapur tohor (kalsium hidroksida) dan tembaga sulfat (garam terusi) yang dicampur dengan air. Penggunaannya sangat umum dalam pertanian organik karena relatif aman dan ramah lingkungan.

Pemakaian bubur bordo pada tanaman durian muncul sebagai respons terhadap berbagai penyakit jamur yang sering menyerang tanaman ini, seperti jamur Phytophthora dan penyakit bercak daun. Durian, sebagai tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, sangat rentan terhadap serangan penyakit yang dapat memengaruhi kualitas dan hasil panen. Sehingga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Wonosalam pada tanggal 17 September 2024 menyelenggarakan praktik pembuatan bubur bordo di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Legiatan ini diikuti oleh petani yang tergabung dalam Gapoktan Wonomerto. Selain itu, juga sekalian dilakukan pengaplikasian bubur bordo pada tanaman durian dan cengkeh.