Peningkatan produksi bahan pangan berjalan relatip lambat dibandingkan dengan permintaanya karena adanya berbagai kendala yang sulit diatasi, seperti konversi lahan sawah, banjir, longsor. Salah satu peluang yang cukup besar tetapi sering terabaikan adalah pemanfaatan lahan, secara teknis sesuai untuk pertanian. Lahan potensial tersebut akan mampu menghasilkan bahan pangan yang cukup bila dikelola dengan menggunakan teknologi yang efektif dan strategi pengembangan yang tepat. Teknologi pengelolaan lahan telah tersedia, peningkatan kesuburan kimiawi, fisik dan biologi, pengelolaan bahan organik, dan irigasi .
Pengolahan Tanah Pertanian
Pengolahan tanah pertanian sejatinya berfungsi untuk membuat media tanam lebih layak untuk ditanami tanaman, termasuk padi, polowijo. Ingin tau hal apa saja yang perlu diperhatikan.
Perbedaan Tanah dan Lahan Pertanian
Pada dasarnya terdapat perbedaan mendasar antara tanah dan lahan pertanian. Tanah sendiri merupakan komponen utama dari sebuah lahan, memiliki daya tumpu sehingga mampu menahan beban diatasnya dan bahan mentah untuk membuat beraneka macam barang.
Sedangkan lahan pertanian adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki kriteria tertentu seperti atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, biosfer, populasi tanaman dan hewan.
Sehingga, pengolahan lahan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengubah tanah dengan menggunakan alat pertanian baik konvesional maupun modern sehingga memperoleh lahan pertanian yang memiliki kandungan yang cocok dengan tanaman yang akan ditanam.
Tujuan Pengolahan Lahan Pertanian
Pengolahan lahan pertanian bertujuan untuk mengolahan tanah sehingga dapat ditanami guna menghasilkan kualitas tanaman dan produksi yang baik. Adapun tujuan dari pengolahan lahan dalam kaitannya dengan usaha pertanian meliputi:
1. Menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik
2. Menurunkan laju erosi
3. Membunuh tanaman liar pengganggu
4. Menempatkan sisa tanaman agar terjadi dekomposisi dengan baik
5. Menyatukan pupuk dengan tanah
6. Mempersiapkan tanah guna pengaturan pengairan
7. Meratakan tanah untuk mempermudah proses perawatan
Pengolahan Tanah Konvensional
Pengolahan lahan dengan menggunakan metode konvensional meliputi beberapa hal berikut:
Pembajakan Tanah
Proses pembajakan umumnya dilakukan setelah tanah cukup basah sehingga tanah memiliki struktur yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek sehingga tanah dapat dengan mudah dibajak.
Pembajakan dapat dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan kedalaman bajak bervariasi mulai dari 15 hingga 20 centimeter dari permukaan tanah
Penggaruan Tanah
Proses ini bertujuan untuk menghancurkan bagian-bagian tanah yang cukup keras atau menggumpal agar dapat lebih mudah ditanami. Petani umumnya menggunakan garu, cangkul atau traktor dalam prosesnya.
Pemupukan Dasar
Pupuk dasar yang digunakan adalah bahan organik. Agar mendapatkan lahan dengan kualitas baik salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah unsur hara yang terdapat pada tanah tersebut. Pemupukan dasar bertujuan untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih subur sekaligus merangsang perkembangan akar agar lebih dalam.
Jika karakter tanah bereaksi asam, maka perlu dilakukan penaburan kapur dolomit terlebih dahulu guna meningkatkan kadar pH tanah sehingga pada akhirnya cocok untuk digunakan sebagai media tanam.
Umumnya proses pengolahan diatas memakan waktu antara 15 (lima belas) hingga 20 (dua puluh) hari tergantung pada lahan yang diolah.
Ditulis oleh: Akhnu,SP
PPL BPP Mojoagung Kabupaten Jombang