Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang mengelola usaha di bidang pertanian, agroforestry, agrofishery, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang mencakup usaha hulu, usahatani, usaha hilir dan usaha jasa penunjang (UU Sistem Penyuluhan Pertanian). Petani berkumpul membentuk lembaga yang disebut kelompok tani.

Kelompok Tani (Poktan) mempunyai fungsi: sebagai wadah proses pembelajaran, wahana kerja sama, unit penyedia sarana dan prasarana produksi, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran, serta unit jasa penunjang.

Penyuluh pertanian mendampingi petani untuk mengembangkan usaha taninya serta memajukan lembaga petani. Pembinaan kelompoktani bermaksud untuk membantu para petani agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses teknologi, permodalan, pasar dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Potensi kelembagaan ini dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk pembentukan dan pembinaan kelembagaan-tani. Rasa sosial untuk saling tolong-menolong perlu ditumbuh-suburkan agar modal sosial ini tidak terkikis kemajuan masyarakat. Kelembagaan-tani berupa “kelompoktani” merupakan alternatif wadah yang dapat diandalkan agar para petani dapat berhimpun dan saling bekerjasama meningkatkan usahanya taninya.

Demikian pula yang trejadi di kelompok tani Wates desa Jatiwates kecamatan Tembelang kabupaten Jombang, penyuluh pertania melalukan pembinaan kelompoktani dengan belajar bareng untuk memenuhi kebutuhan administrasi kelompok antara lain:

1. Mengkompulir data petani yang ada dalam kelompok tani berupa data pribadi petani dan luas areal garapan

2. Mendata invetaris alat mesin dalam kelompok

3. Mendaata jaringan irigasi dan jalan usaha tani

4. Penyusunan RDKK  

5. Menyusun rencana tanam dll yang d butuhkan kelompok

 

Menurut Suharto ketua poktan Wates, kelompoktani dan anggota dapat tertib administrasi dan bisa mandiri. “Kelompok tani memerlukan pembinaan agar dapat mudah mengakses permodalan, transformasi teknologi agar dapat mendapat teknologi yang spesifik lokasi sehingga petani dapat menjadi maju dan mandiri” kata Suharto.

Dengan adanya pembinaan dan belajar bareng dalam mengakses informasi dan teknologi kelompok memerlukan sarana dan prasarana dan sangat kebetulan sekali pemerintah desa sangat peduli dengan keberadaan kelompok tani. Kepedulian Pemerintah Desa Jatiwates dalam kemajuan aktifitas kelompoktani dapat dinantikan petani. A.Yudin karimin selaku kepala desa Jatiwates akan mengupayakan pemberdayaan kelompoktani dengan menyisihkan anggaran desa untuk  gapoktan dan kelompok tani .

Penyuluh pertanian berupaya untuk menarik pemuda tani secara tidak langsung untuk ikut serta dalam pembelajaran bersama mengadopsi informasi teknologi dan dalam penyusunan ERDKK agar data lebih akurat dan terbaru.

Untuk pembelajaran orang dewasa sangat dibutuhkan keseriusan dan kesantaian karena anggota kelompok tani terdiri dari beberapa petani yang berbeda latar belakang baik pendidikan dan usia dan mereka bertujuan sama. Belajar bersama untuk mencapai hasil yang optimal.

 

Ditulis oleh: Enis zuliati,SP

PPL Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang