Kabuh, Jombang — Musim hujan yang datang lebih awal dan dengan intensitas tinggi membawa tantangan serius bagi para petani tembakau di Kabupaten Jombang, khususnya di Desa Pengampon, Kecamatan Kabuh. Tingginya curah hujan memicu kelembapan udara dan tanah yang sangat ideal bagi perkembangan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen. Dampaknya, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti penyakit busuk daun, bercak, dan layu fusarium mulai mengancam produktivitas dan kualitas daun tembakau.
Melihat ancaman tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur menggelar Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Tembakau pada hari kamis tanggal 14 Agustus 2025. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan solusi praktis dan tepat sasaran bagi petani, terutama dalam penggunaan fungisida dan penerapan teknik budidaya adaptif di musim hujan.
Kegiatan Lapangan yang Edukatif
Acara berlangsung di lahan pertanian tembakau milik warga Desa Pengampon. Hadir dalam kegiatan ini Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Kabuh, Kepala Desa Pengampon, dan puluhan petani tembakau. Suasana terlihat antusias, meskipun kondisi cuaca mendung.
Para petani mendapatkan materi teknis mengenai:
- Identifikasi gejala awal serangan penyakit jamur pada tembakau.
- Metode pengendalian fungisida mulai dari pemilihan bahan aktif, dosis, hingga teknik pencampuran yang benar.
- Teknik penyemprotan yang efektif dan merata untuk memaksimalkan perlindungan tanaman.
- Manajemen drainase dan pengaturan kelembapan tanah untuk mengurangi risiko penyakit.
Tak hanya teori, kegiatan ini juga diisi demonstrasi langsung di lahan. Petani diajak mempraktikkan cara penyemprotan yang benar, termasuk menjaga keselamatan diri saat mengaplikasikan pestisida.
Pesan dari Narasumber
Perwakilan dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur mengingatkan bahwa penyakit yang disebabkan oleh jamur dapat berkembang sangat cepat di musim hujan.
“Dalam kondisi basah seperti ini, satu hari saja bisa membuat infeksi jamur menyebar dari satu daun ke seluruh lahan. Karena itu, pencegahan jauh lebih efektif daripada menunggu kerusakan terjadi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pengampon menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini.
“Tembakau adalah sumber penghidupan banyak warga di desa kami. Dengan adanya pendampingan langsung seperti ini, petani jadi lebih siap menghadapi musim hujan dan serangan penyakit,” ujarnya.
Langkah-Langkah Antisipasi Penyakit Tembakau di Musim Hujan
Dalam kegiatan di Desa Pengampon, para narasumber memberikan panduan praktis yang dapat diterapkan petani untuk mengurangi risiko serangan OPT, khususnya penyakit yang disebabkan oleh jamur akibat curah hujan tinggi:
1. Perbaikan Sistem Drainase – Membuat parit di antara bedengan dan memastikan saluran air tidak tersumbat.
2. Pengaturan Jarak Tanam – Memastikan sirkulasi udara cukup untuk mengurangi kelembapan.
3. Pemangkasan Daun Bawah – Menghindari daun menyentuh tanah untuk mencegah penyebaran penyakit dari percikan air hujan.
4. Penggunaan Fungisida Tepat – Memilih bahan aktif sesuai rekomendasi, mengikuti dosis anjuran, dan melakukan penyemprotan berkala, terutama setelah hujan.
5. Pengawasan Rutin Tanaman – Memeriksa tanaman setiap hari untuk deteksi dini dan segera melakukan tindakan jika ada gejala penyakit.
6. Pengendalian Gulma – Membersihkan gulma agar tidak menjadi inang bagi OPT.
7. Pengaturan Pemupukan – Menghindari pemberian nitrogen berlebih yang membuat tanaman rentan penyakit.
8. Pemilihan Varietas Tahan Penyakit – Menggunakan varietas tembakau yang lebih adaptif di musim hujan.
Dampak Positif dan Harapan ke Depan
Gerakan pengendalian ini diharapkan menjadi langkah preventif yang efektif. Dengan pemahaman yang lebih baik, petani dapat melakukan pengendalian tepat waktu sehingga kualitas dan kuantitas panen tetap terjaga.
Selain itu, kegiatan ini menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, penyuluh, dan petani dalam menjaga keberlanjutan komoditas unggulan daerah. Tembakau Jombang yang dikenal memiliki kualitas baik di pasaran diharapkan dapat terus bersaing meskipun menghadapi tantangan iklim yang tidak menentu.
Dinas Pertanian Kabupaten Jombang berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan lapangan dan monitoring kondisi pertanaman, khususnya di wilayah rawan serangan OPT. Dengan gerakan bersama ini, petani diharapkan tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas hasil panen meski musim hujan tengah berlangsung.(Syafril/PMHP Ahli Muda).