Nilaparvata lugens Stal atau biasa kita sebut dengan Wereng Batang Coklat (WBC) ternyata masih merupakan hama penting di Jombang.  Dari data serangan musim ini saja, sektar 30 Ha luas areal padi teserang yang tersebar di seluruh Kabupaten.  Tentu saja hal ini masih menjadi pekerjaan penting yang harus terus diupayakan penyelesaiannya oleh Dinas Pertanian.  Hama ini masih selalu ditemui pada tiap tahunnya meskipun dengan intensitas beragam.  Petanipun serasa masih dihantui oleh hama yang satu ini.

Seperti banyak anggota komunitas sawah lain, WBC mengalami metamorphosis (perubahan bentuk) dalam hidupnya.  Mulai dari Telur menjadi Nimfa selanjutnya menjadi Imago atau Dewasa. Telur-telur diletakkan secara berkelompok seperti sisiran pisang didalam jaringan pelepah daun yang menempel pada batang. Bentuk telur seperti silinder agak melengkung. Pada awalnya telur berwarna transparan keputihan namun ketika akan menetas warnanya menjadi lebih gelap. Telur menetas dalam waktu sekitar 4-9 hari. Telur menetas menjadi nimfa dan mengalami lima kali pergantian kulit (instar) untuk menjadi dewasa. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan periode nimfa adalah 12,2 hari, Nimfa kecil berwarna putih dan semakin tua berubah menjadi kekuningan, coklat muda dan akhirnya menjadi coklat/coklat tua. WBC dewasa berwarna coklat dengan tubuh coklat kekuningan dan berukuran ± 3 mm. WBC dewasa dapat hidup sampai dengan 20 hari.

Habitat yang mendukung perkembangan wereng adalah suasana lembab dengan sinar matahari yang relative cukup.  Hujan yang turun beberapa bulan terakhir sangat mendukung perkembangannya.  Tidak hanya di Kecamatan Peterongan saja, hampir seluruh wilayah di Jawa Timur ditemui adanya serangan wereng.  Menurut Pak Kusno, SP, MMA selaku Kasi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Kab. Jombang, selain kelembaban yang relative masih tinggi, perlakukan petani dalam melakukan  budidaya sangat menentukan.  Mulai jarak tanam yang relative masih rapat, tanaman yang selalu digenang, kurangnya pupuk organik hingga pengendalian hama yang kurang bijaksana, semua merupakan rangkaian utuh yang saling mendukung terus berkembangnya WBC ini.

Memang kondisi iklim dan cuaca tidak bisa kita kendalikan atau pengaruhi secara langsung.  Yang bisa kita lakukan hanya melakukan adaptasi pada lingkungan apapun.  Agar serangan hama penyakit tidak terjadi, maka usahakan kondisi lingkungan yang dengan ekosistem yang seimbang.  Tambah Pak Rudi Priono, SP selaku Penyuluh Pertanian Kab. Jombang.  Hal ini bisa dimulai dengan penambahan bahan organik tanah.  Kompos yang ditambahkan akan serta merta menambah mikroorganisme sekaligus makanannya.  Ketika makanan melimpah, akan mempercepat perkembangbiakan mikroorganisme dimana dengan perkembangan ini akan memperbanyak musuh alami.  Berkembangnya musuh alami ini akan mencegah timbulnya ledakan hama.  Jika hal ini bisa dilakukan, maka petani sebenarnya tidak akan khawatir pada hama wereng, karena yang dijumpai hewan wereng yang jumlahnya sudah seimbang dengan musuh alaminya.  Tambah Penyuluh yang pernah ditugaskan diwilayah Ngoro tersebut.

Sepertihalnya dengan yang dilakukan oleh Kelompok tani di Kecamatan Peterongan.  Telah dilakukan upaya-upaya pengendalian hama wereng batang coklat mulai dari terus meningkatkan kandungan bahan organik tanah, menerapkan prinsip PHT (Pengendalian Hama Terpadu), hingga aplikasi pestisida nabati.  Tetapi Karena sifat wereng yang bisa migrasi, populasi yang datangpun bisa terjadi secara tiba-tiba.  Hal inilah yang dihadapi masyarakat Kecamatan Peterongan sehingga harus melakukan pengendalian WBC secara kimiawi.  Gerakan pengendalian Wereng di Peterongan dimulai sejak tanggal 18 Juli 2013 di Dusun Kedung papar Desa Sumberagung dan Dusun Tengaran Desa Tengaran.  Selanjutnya tanggal 19 Juli 2013 dilakukan pula gerakan pengendalian di Dusun Kali Glugu Desa Sumberagung, Dsn banjaranyar Desa Sumberagung dan Dusun Randu Lor serta Dusun Sucen Desa Randu Lor. Sedangkan hari ketiga, tanggal 20 Juli 2013 dilakukan di Dusun Surobayan Desa Tengaran.  Rata-rata petani yang hadir sekitar 20 orang sekaligus dihadiri para perangkat Desa, PPL, serta petugas POPT setempat. 

Gerakan semacam ini dilakukan atas hasil pengamatan yang telah diatas ambang ekonomi setelah berbagai upaya telah dilakukan.  Petani telah diarahkan untuk menanam varietas yang tahan, pola tanam yang serempak, pergiliran tanaman, pengendalian hayati dan sekarang terakhir pengendalian kimia.  ungkap Pak Muchtarom, SP selaku petugas POPT Kecamatan Peterongan. 

Berikut ini adalah daftar insektisida yang diperbolehkan untuk mengendalikan hama WBC.

Bahan AktifFormulasi Terdaftar
Alfa SipermetrinFastac 15 EC
AmitrazMitac 200 EC
BisultapAgripo 290 SL, Dinasty 400 SL
BensultapBancol 4 G, Bancol 50 WP
Beta siflutrinBuldok 25 EC, Raydock 28 EC
BPMCBassa 500 EC, Baycarb 500 EC, Benhur 500 EC, Bona 500 EC, Dharmabas 500 EC, Emcindo 500 EC, Erkabas 500 EC, Hopcin 460 EC, Indobas 500 EC, Ingrobassa 500 EC, Karbasin 500 EC, Kiltop 500 EC, Marudine 500 EC, Naga 500 EC, Pentacarb 500 EC, Rahwana 500 EC, Sanet 7 SP, Sidabas 500 EC, Tanicarb 485 EC, Tamabas 500 EC
Bahan AktifFormulasi Terdaftar
BuprofezinApplaud 10 WP, Aplaud 100 EC, Applaud 400 F, Buprosida 100 EC, Gerbera 100 EC, Lauda 25 WP, Lugen 100 EC
DeltametrinBiocis 25 EC
DimehipoAlphadine 450 SL, Bajaj 450 SL, Centadine 6 GR, Centadine 450 SL, Dipho 290 SL, Dipostar 400 SL, E-To 400 WSC, Foltus 400 SL, Hypolax 400 SL, Kempo 400 SL, Manuver 400 WSC, Montaf 400 SL, Poryza 400 WSC, Sandimas 400 SL, Sidatan 410 SL, Spartan 290 SL, Spontan 400 SL, Sponsor 450 SL, Taruna 400 SC, Vista 400 SL
EtiprolCurbix 100 SC
EtofenproksTrebon 95 EC, Samba 100 EC
FipronilRegent 80 WG
ImidaklopridAbuki 50 SL, Agrovin 0,5 GR, Avidor 200 SL, Avidor 25 WP, Bima 10 WP, Confidor 200 SL, Confidor 5 WP Confidor 70 WG, Crista 25 WP, Dagger 200 SL, Imidor 50 SL, Klopindo 10 WP, Lanidor 200 SL, Lanidor 5 WP Neptune 25 WP, Panindo 10 WP, Rudor 5 WP, Starfidor 5 WP, Winder 25 WP, Winder 100 EC, Wingran 0,5 G,
KarbofuranCentafur 3 GR, Furio 3 GR, Kresnadan 3 GR, Kumbokarno 3 G, Hidrofur 3GR, Primadan 3 GR, Primafur 3 GR, Sidafur 3 GR, Truper 3 GR
KarbosulfanMarshal 5 G
MIPCMikarb 50 WP, Mipcinta 50 WP, Mipcindo 50 WP, Sidacin 50 WP, Tamacin 50 WP, Venop 60 WP
MetolkarbRexal 345 EC
MonosultapRage 90 SP, Sanming 400, WSC, Trisula 450 SL
PropoksurPoksindo 200 EC
TiametoksamActara 25 WG, Alika 247 ZC


(Rudi Priono, SP - Unit TI Kab. Jombang)