
Pemanfaatan musuh alami sebagai agen pengendali hama terus ditingkatkan. Termasuk pelestarian burung hantu sebagai musuh alami hama tikus. Hal ini dilakukan karena dianggap efektif dan relatif murah, serta berjangka waktu lama. Seperti telah diketahui, bahwa kerugian yang diakibatkan oleh serangan hama tikus ini cukup besar, bahkan sampai gagal panen atau puso.
Burung hantu datang, tikus pun menghilang. Harapan parapetani di Kelompoktani Jayan Desa Barong sawahan Kecamatan Bandarkedungmulyo ini semoga bukan sekedar isapan jempol belaka. Kelompoktani Jayan yang mempunyai areal kurang lebih 49 hektar, mempunyai pola tanam padi-padi-padi. Pola tanam ini memang sangat beresiko terhadap serangan hama penyakit, termasuk tikus. Pada tahun 2011 kemarin, poktan Jayan telah memasang 1 unit pagupon permanen, tampaknya memberi dampak yang cukup positif.
Kenyataan di lapang menunjukkan bahwa, salah satu hama utama di Jayan adalah tikus, hal ini diungkapkan oleh Abdul Halim selaku ketua poktan. “Tikus menjadi masalah utama bagi tanaman padi kita, Alhamdulillah dari satu pagupon yang dulu kita punya ternyata ada penurunan serangan tikus”, ungkap Abdul Halim. Dia juga menambahkan bahwa, berangkat dari kondisi diatas akhirnya poktan memutuskan untuk menambah pagupon lagi sebanyak 3 unit yang semuanya berasal dari swadaya petani.
Pagupon dengan ukuran 90x90x75 cm itu dipasang di tiga titik yang berbeda di masing-masing sub-poktan. Pagupon disangga oleh pipa besi yang sangat kokoh kemudian di cor di titik yang telah ditentukan. Pagupon setinggi 6 meter ini mempunyai 2 pintu yang menghadap ke utara dan selatan dan telah di cat dengan warna hitam.
Pemasangan pagupon ini dilakukan oleh pengurus poktan dan beberapa anggota yang didampingi oleh PPL Kecamatan Bandarkedungmulyo.
(A. Fauzi - Unit TI Kec. Bandar Kedungmulyo)