
Pola padat karya dipilih Dinas Pertanian Kabupaten Jombang dalam melaksanakan program pengelolaan Air di tingkat
kelompok. Pola ini dipilih agar petani betul-betul menjadi subyek dalam mengelola Air Irigasi dan bisa memperoleh manfaat pembangunan pertanian yang lebih besar serta memiliki rasa pemilikan yang besar dan berdampak pada keswadayaan petani.
Setidaknya menurut Mantri Tani Kecamatan Megaluh ada empat program besar yang akan dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang di Kecamatan Megaluh dalam pengelolaan lahan pada tahun 2012. Pertama, membangun infrastruktur di lahan pertanian berupa jaringan irigasi tingkat usaha tani. Kegiatan ini adalah bagian dari upaya mengoptimalkan pemanfaatan air dengan adanya bahaya kekeringan yang siap mengancam.
Padat Karya / Swakelola JITUT adalah pola pembangunan sharing pembiayaan Pemerintah dan Kelompok tani. Hal ini menurutnya belajar dari pengalaman bahwa kerusakan jaringan irigasi yang mencapai 30 persen dari yang ada, karena selama ini pembangunannya dilakukan dengan pendekatan proyek dan top down, petani tidak dilibatkan. Padahal fakta menunjukkan kalau desain, pengerjaan dan finishing dilakukan bersama petani, maka biayanya akan lebih murah dan cakupan luasan irigasinya bisa lebih luas. Sebaliknya bila hanya dibangun oleh pemerintah petani mengatakan bahwa ini memang dibangun oleh pemerintah, maka petani tidak merasa memiliki. Sebab itu menurut Sugito pengembangan irigasi kedepan adalah dengan menggunakan model pendekatan padat karya / swa kelola, ini kelihatannya sederhana tetapi ini sangat penting dan sulit dilakukan, karena selama ini kita menjadi pemain dominan. “Melepaskan ego dan mengurangi dominasi, ini pekerjaan yang luar biasa berat,” katanya. Kalau pendekatannya lebih padat karya / swa kelola, maka 1 ditambah 1 bisa sama dengan 5, karena ini ada sinerginya. Itu yang belum dilakukan. Menurut Saiful selaku pengurus kelompok tani paritan Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh bahwa dengan swakelola JITUT ini maka kekompokan petani terpupuk kesadaran untuk bergotong royong dan berdampak pada volume dari bangunan yang rencananya di bangun yaitu 300 meter menjadi 400 meter.
(Fathulloh - Unit TI Kec. Megaluh)