Program pertanian organik di Jombang telah membuka peluang usaha baru. Sebagaimana diketahui, untuk mendukung program tersebut banyak dibutuhkan pupuk organik.
Untuk memenuhi kebutuhan kegiatan Sekolah Lapang (SL) saja setiap tahun dibutuhkan tidak kurang dari 1.000 ton bokashi. Sebagaimana diterangkan oleh Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Ir. Moch. Ronny, MMA, tahun 2012 Dinas Pertanian menyelenggarakan Sekolah Lapang (SL) seluas 1.200 Ha. Terdiri dari 600 ha SL padi, 70 ha SL jagung dan 530 ha SL kedelai. Kalau setiap hektar memerlukan 1,5 ton bokashi berarti total dibutuhkan 1.845 ton pupuk organik untuk kebutuhan SL melalui Dinas Pertanian. Belum lagi kebutuhan petani di luar kegiatan dinas. Tentu membutuhkan pupuk organik dalam jumlah yang lebih besar lagi.
Untuk memasok kebutuhan pupuk organik yang sedemikian besar, di Jombang telah berkembang beberapa petani produsen pupuk organik. Salah seorang yang saat ini menekuninya adalah Sutiyo, warga Dusun Jatimenok, Desa Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang. Pria yang juga bekerja sebagai PPL THL di Kecamatan Megaluh itu memproduksi tidak kurang dari 40 ton bokashi setiap musimnya. Sutiyo menggunakan tanah kosong di samping rumahnya untuk memproses pembuatan pupuk organik. Usaha ini dilakukannya mulai mengumpulkan bahan, mencampur dengan bahan lain melakukan fermentasi, mengayak sampai mengemasnya.
Sutiyo dibantu oleh 4 orang tenaga kerja yang secara rutin mengumpulkan bahan pembuat pupuk dalam bentuk kotoran hewan dari desa-desa sekitar. Dan, ternyata untuk memenuhi pembuatan pupuk Sutiyo mengaku bahan di sekitarnya tidak mencukupi. Sampai-sampai dia harus mencari bahan berupa kotora hewani di Jatikalen dan Podoroto, Kesamben. Ini tentu perlu mendapatkan perhatian tersendiri, berkembangnya pertanian organik ternyata membutuhkan dukungan ketersediaan populasi ternak yang cukup sebagai penghasil bahan utama pembuat pupuk.
Dengan kerja kerasnya, Sutiyo saat ini mulai kuwalahan memenuhi pemesanan pupuk organik. Bahkan dari petani-petani diluar daerahnya juga mulai memesan bokashi produksi Sutiyo. Pelanggannya berasal dari Diwek, Mojoagung, Ngusikan, Tembelang dan dari Megaluh tempatnya sehari-hari bertugas sebagai PPL THL. Sutiyo mengaku, dia tidak mematok harga terlalu mahal untuk pupuk yang dibuatnya. Satu sak hanya di hargai Rp 15.000. “ Saya tidak mengambil untung banyak, yang penting orang mau pakai pupuk organik dulu. Meskipun begitu kualitas pupuk juga tetap saya jaga,” Kata Sutiyo saat ditemui di rumahnya.
Menurut pengakuan pria jebolan SPMA Mojoagung itu, dia menggeluti usaha pupuk organik berawal dari tantangan petani binaannya di Megaluh. Ketika memberi penyuluhan, para petani justru menantangnya untuk membuat bokashi. “ Wis timbang kesuwen, saiki sampean nggawe ae engko tak tukune,” katanya menirukan tantangan salah seorang petani binaannya. Tanpa pikir panjang, Sutiyo pun langsung berusaha membuat pupuk bokashi. “Yang penting petani binaan saya mau menggunakan pupuk organik,” ucapnya singkat.
Ternyata, petani binaannya tidak serta merta mau menggunakan pupuk organik buatannya, apalagi membeli. Namun berkat usahanya yang pantang menyerah lama-lama para petani mulai mencoba pupuk bokashi buatan Sutiyo. Sekali-dua kali mencoba akhirnya mereka mulai merasakan dampak positif pupuk dengan bahan utama pupuk kandang dan arang sekam yang di fermentasikan itu. Bermula dari getok tular akhirnya pemakai pupuk organik buatannya semakin berkembang sampai di luar daerah.
Ketika ditanya tentang kendala yang dihadapi, bapak dua anak itu mengaku modal masih menjadi kendala utama. Saat ini dia mengaku bekerjasama dengan salah seorang rekannya sebagai pemodal. Kemudian, hasilnya dibagi menurut kesepakatan yang telah dibuat. Tidak hanya berproduksi sendiri. Dia juga bekerjasama dengan tiga orang di daerah lain untuk membuat bokashi di Kecamatan Megaluh. Selain produksinya sendiri 40 ton per musim, bersama dengan tiga mitranya mampu menghasilkan tidak kurang dari 80 ton per musim pupuk organik. “Saya membantu cara pembuatan pupuk, mensuplai bahan baku dalam bentuk kotoran ternak dan pemasaran,”.
Manfaat dan Keunggulan Pupuk Organik :
• Mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro.
• Mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme.
• Mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.
• Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.
• Menjadi penyangga pH tanah.
• Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.
• Membantu menjaga kelembaban tanah
• Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun
• Tidak merusak lingkungan.
HUMUS EDISI 22