Pembenah tanah (soil conditioner) dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan kualitas tanah. Penggunaan pembenah tanah utamanya ditujukan untuk memperbaiki kualitas fisik, kimia, dan/atau biologi tanah, sehingga produktivitas tanah menjadi optimum. Pembenah tanah ada yang bersifat alami maupun buatan (sintetis). Berdasarkan senyawa atau unsur pembentuk utamanya, pembenah tanah bisa dibedakan sebagai pembenah tanah organik, hayati, dan mineral. Penggunaan pembenah tanah yang bersumber dari bahan organik sebaiknya menjadi prioritas utama, selain terbukti efektif dalam memperbaiki kualitas tanah dan produktivitas lahan, juga bersifat terbarukan, insitu, dan relatif murah, serta bisa mendukung konservasi karbon dalam tanah. Kelemahannya adalah dibutuhkan dalam dosis relatif tinggi.  

Bahan organik sebenarnya merupakan bahan pembenah tanah yang sudah relatif memasyarakat, meskipun umumnya petani memberikan bahan organik lebih ditujukan sebagai pupuk. Berbeda dengan pupuk yang diberikan untuk menambah atau melengkapi unsur hara dan umumnya diberikan dalam jumlah relatif kecil, sebagai bahan pembenah tanah, bahan organik  

Pemilihan bahan pembenah tanah dalam upaya pemeliharaan dan pemulihan produktivitas lahan terdegradasi, sebaiknya diprioritaskan pada bahan-bahan yang murah, bersifat insitu, dan terbarukan. Bahan organik merupakan bahan pembenah tanah yang dapat memenuhi persyaratan tersebut. Selain itu sebagian besar lahan pertanian di Indonesia mempunyai permasalahan yang berhubungan dengan kadar bahan organik tanah.  

Strategi pengadaan bahan organik harus diarahkan dulu pada sumber-sumber yang bersifat insitu. Selain melalui penyuluhan, pengadaan demplot yang berhubungan dengan aplikasi bahan organik beserta teknik pengadaannya secara in-situ perlu dilakukan dalam jangka panjang, karena efek dari pembenah tanah umumnya lambat atau baru bisa terlihat dalam jangka panjang. Penggunaan unsur hayati juga bisa ditempuh untuk lebih memperkaya pembenah tanah. Namun petani perlu dibekali dengan kemampuan untuk mendapatkan mikroorganisme lokal yang bisa dimanfaatkan sebagai pembenah tanah.  

Kabupaten Jombang Jawa Timur, saat ini sedang berkonsentrasi pada kegiatan pengembalian kesuburan lahan pertanian. Dalam satu kesempatan pelatihan Tematik Padi bagi aparatur yang dilaksanakan di tanggal 25 Juni 2021, telah diinfokan dan dipraktekkan bersama pembuatan Ramuan Organik Tanaman yang berguna sebagai pupuk cair penyubur tanaman yang mengandung banyak mikrooganisme menguntungkan yang berguna bagi tanaman dan mensuplay kesuburan tanah.

Berikut bahan, alat dan cara pembuatan Ramuan Organik Tanaman  

 

A. BAHAN:

1. Buah Pisang                      : 5   buah

2. Buah Pepaya                     : 1   buah

3. Buah Nanas                       : 1   buah

4. Buah Mangga                    : 2   buah

5. Buah Melon / Semangka : 1   buah

6. Kangkung Air                     : 3   ikat

7. Kacang Panjang                : 3   ikat

8. Jagung Muda                     : 2   buah

9. Ragi Tape                            : 3-5 butir

10. Air Kelapa                         : 5   liter

11. Air Leri                              : 3   liter

12. Gula Aren                         : 1   kg

13. Usus Ikan Nila                 : 1   ons

14. Alkohol 90%                     : 1   liter

Catatan:

- Semua buah (pisang, pepaya, nanas, mangga dan melon/semangka) upayakan yang masak sempurna dan mulus. Demikian juga kacang panjang. Sebelum dipakai dicuci bersih

- Air leri dan air kelapa wajib dadakan. Air leri terbaik adalah air pertama saat mencuci beras.

- Kangkung air wajib beserta akarnya

- Jagung muda yang terbaik kondisinya seperti bahan membuat dadar jagung. Wajib ada pucuknya.

- Usus nila untuk 1 ons biasa didapat dari 1 kg ikan nila segar. Wajib dadakan dan empedu tidak pecah (empedu harus dibuang)

 

KETERANGAN BAHAN

- Melon/Semangka (enzym amilase mengurai zat hewani)

- Pepaya (mengurai enzym dan mengurai lemak)

- Nanas (mengurai enzym dan mengurangi lemak, mengandung azotobacter, psedomonas, nitrosamonas)

- Mangga (enzym pengurai, mengandung sacharomyces)

- Pucuk Jagung Muda (katalisator / alat pelepasan enzym agar lebih cepat)

- Kacang Panjang (mengandung hormon sitokinin dan giblerelin, mengandung azotobacter, azospirillum)

- Kangkung Air (mengandung nitrosamonas)

- Pisang (mengandung keluarga lactobasilus yang fungsinya memperkuat sistem metabolisme)

- Ragi Tape (katalisator / mempercepat proses)

- Air Kelapa (nutrisi mikroba)

- Gula Kelapa (nutrisi mikroba)

- Usus ikan Nila (mengandung nitrobacter & nitrosamonas / penambat N)

- Air Leri (sumber karbohidrat makanan mikroba selama proses fermentasi)

 

ALAT:

1.  Kompor                             : 1 unit

2.  Pisau                                 : 2 buah

3.  Telenan                             : 2 buah

4.  Blender                             : 1 buah

5.  Panci (10 liter)                : 2 buah

6.  Panci (5 liter)                   : 1 buah

7.  Baskom B                         : 2 buah

8.  Baskom kecil                   : 1 buah

9.  Gayung                              : 1 buah

10. Jirigen 25 liter                 : 1 buah

11. Corong B                          : 1 buah

12. Alat spray                         : 1 buah

13. Pipa d = 1cm                   : 1 meter

14. Botol bekas air mineral : 1 buah

15. Plastisin                           : 1 buah

16. Lakban                             : 1 buah

 

B.CARA PEMBUATAN:

1.  Gula kelapa dididihkan dengan 5 liter air, biarkan benar-benar dingin dalam panci tertutup  

2.  Masak air untuk menyeterilkan.

3.  Semua alat diseterilkan dengan air panas atau alkohol

4.  Semua praktikan wajib seteril pada saat sebelum dan selama praktek dilaksanakan. Wajib cuci tangan dengan alkohol.

5.  Semua bahan 1 s/d 8 dicuci bersih lalu dipotong kecil-kecil.

      - Kangkung air ambil akarnya saja dan sebagian batang sekitar akar

      - Jagung diambil pucuknya saja

6.  Semua bahan 1 s/d 8 disterilkan dengan cara direndam dalam air hangat (70 0C)

7.  Bahan 1 s/d 8 diblender sampai seperti jus

8.  Campurkan semua bahan lalu aduk sampai tercampur merata

9.  Simpan dalam dalam jerigen. Fermentasi selama 14 hari, setiap 2 hari sekali aduk-aduk/digoyang selama 5 menit

10. Menghindari wadah menggelembung sebaiknya buatkan aerasi

 

Catatan

1. Ciri sudah berhasil jika campuran berbau asam dan harum tape.  

2. Fermentasi dianggap selesai jika tidak ada lagi gas yang terkandung

3. Dapat difungsikan untuk

  a. Pembenah lahan. Minimal 7 liter/ha. Disemprotkan sebasah-basahnya dilahan sesaat sebelum olah tanah.

  b. Dekomposer dalam pembuatan pupuk kompos/kandang. 1 liter untuk bahan 1 ton

  c. Menjaga performa tanaman saat budidaya. Dosis aplikasi 1 gelas/tangki

 

Cara Memperbanyak Larutan Ramuan Organik Tanaman

Untuk dapat memperbanyak larutan Ramuan Organik Tanaman atau ROTAN tersebut tidak perlu proses dari awal lagi. Larutan yang sudah jadi dapat dijadikan starter untuk melakukan fermentasi untuk larutan berikutnya. Bahan yang diperlukan untuk perbanyakan ROTAN yaitu :

1. Larutan ROTAN sebanyak 1 liter sebagai starter

2. Air jernih (sumur/mata air) sebanyak 100 liter

3. Dedak sebanyak 10 kg

4. Gula merah sebanyak 5 kg

5. Air kelapa sebanyak 10 liter

Adapun proses pembutannya, pertama panaskan air, dedak dan gula, hingga mendidih. Setelah dingin campurkan dengan dengan air kelapa dan ROTAN. Kemudian masukan larutan tersebut dalam drum plastic tutup rapat selama 7 hari. Dengan demikian sudah didapatkan larutan ROTAN  sebanyak 100 liter dengan kwalitas yang sama.

 

Cara Aplikasi Ramuan Organik Tanaman

Penggunaan ROTAN dapat dilakukan dengan penyemprotan pada tanah dan seluruh bagian tanaman dengan dosis :

• 250 ml ROTAN dilarutkan dengan air bersih sebanyak14 liter, untuk tanaman padi

• Atau 100 ml ROTAN dilarutkan dengan air sebanyak 14 liter untuk palawija.

• Penyemprotan dapat dilakukan seminggu sekali

• Waktu yang tepat untuk penyemprotan yaitu pada pagi hari (06.00 – 09.00) atau sore hari (15.00 – 18.00)

 

Ditulis Oleh:

Nuning Istiyowati PPL Kabupaten Jombang

Dahliargo PPL Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang

Sumber:

https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/JSDL%20Vol%209%20No%202,%202015-01-Ai%20Dariah1.pdf

http://www.gemaperta.com/2017/08/cara-membuat-ramuan-organik-tanaman-rotan.html

https://www.scribd.com/document/362602861/Ramuan-Organik-Tanaman