Penggunaan pestisida kimia sintetik dalam pertanian, meskipun efektif dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, namun memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Pestisida kimia dapat mencemari tanah, air, dan udara, serta merusak ekosistem mikroorganisme tanah yang penting bagi kesuburan tanah. Selain itu, dalam jangka panjang residu pestisida pada produk pertanian dapat membahayakan kesehatan konsumen. Dari banyaknya dampak negatif tersebut maka upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan beralih menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan jenis pestisida yang dibuat dari bahan alami yang berasal dari tumbuhan untuk mengendalikan atau membasmi hama, penyakit, dan gulma pada tanaman. Pestisida nabati menggunakan senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai bagian tanaman, seperti daun, akar, batang, dan biji, yang memiliki sifat racun atau mengusir hama. Bahan pembuatnya yang alami dan dapat terurai dengan cepat sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pestisida kimia. Selain itu, pestisida nabati cenderung lebih aman bagi manusia, hewan peliharaan, dan mikroorganisme tanah jika digunakan dengan tepat.
Pada Sekolah Lapang (SL) kali ini yang bertempat di kelompok tani Tawang, Desa Made, Kecamatan Kudu dilaksanakan praktik pembuatan pestisida nabati. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati adalah gadung, tembakau, mindi, daun sirsak, biji mahoni, sambiroto, dan detergent. Cara pembuatanya cukup mudah yaitu dengan menumbuk atau menggiling semua bahan yang telah disebutkan, kemudian mencampurnya dengan air sebanyak 15 liter. Selanjutnya menambahkan 1 sendok detergent atau sabun colek ke dalam larutan, yangberfungsi sebagai perekat. Selanjutnya, mendiamkan ekstrak bahan selama 1 x 24 jam dan pestisida nabati siap untuk diaplikasikan. Cara pengaplikasian pestisida nabati yaitu mengencerkan larutan ekstrak dengan perbandingan 250 ml dilarutkan ke tangki 10 liter air.
Praktik pembuatan pestisida nabati menunjukkan potensi besar dalam mendukung pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, para petani dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang berbahaya, sekaligus menjaga kesehatan tanah dan ekosistem.

