Keleman adalah salah satu tradisi yang terus dilakukan untuk mempertahankan kearifan lokal. Sudah seyogyanya bagi kita sebagai generasi penerus setelah nenek moyang untuk tetap melestarikannya agar tidak punah termakan zaman. Dari nenek moyang turun ke generasi kita saat ini dan semoga tetap lestari sampai ke generasi anak cucu kita kelak.
Keleman merupakan ungkapan rasa syukur dari para petani. Dengan memanjatkan Doa dan Harapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tanaman padi mereka bisa dijauhkan dari gangguan hama dan penyakit serta agar nantinya bisa menghasilkan produksi yang maksimal yang penuh dengan keberkahan.
Begitupun yang dilakukan oleh para petani di Kelompok tani Grobokan Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh. Keleman dilakukan untuk melestarikan tradisi turun menurun yang dilaksanakan 1 kali dalam setiap musim tanam padi. Di Poktan Grobokan keleman dilakukan pada saat tanaman padi mulai meteng (bunting). Oleh karena itu ada juga istilah di sekitar Grobokan bahwa keleman adalah “tingkepan” untuk tanaman padi. Oleh karena itu keleman di Grobokan ini dilakukan pada saat padi mulai masuk fase bunting.
Kegiatan keleman dipimpin oleh sesepuh setempat dengan memanjatkan Doa yang di”amin”i oleh seluruh orang yang hadir. Adapun uba rampe dalam keleman yaitu Tumpeng besar dari nasi kuning (nasi gureh) yang dilengkapi dengan lauk ayam panggang, urap-urap (krawu), sambel goreng tempe, tahu dan tempe yang dimasak dengan bumbu bali, mie goreng dan rempeyek. Serta biasanya dilengkapi dengan aneka macam jajan pasar.
Keleman yang dilakukan di Poktan Grobokan ini selain dihadiri oleh para petani dan petugas pertanian juga dihadiri oleh Camat Kabuh beserta staf kecamatan. Anjik Eko Saputro Camat Kabuh sangat mendukung dan bangga kepada warga Grobokan yang masih mau melestarikan budaya jawa. “Saya sangat senang dan bangga sekali dengan warga Grobokan semuanya karena masih mau nguri-uri budaya jawa. Kita orang jawa, jika bukan kita yang melestarikan tradisi ini maka siapa lagi” ujar beliau.
Dan kegiatan keleman berakhir setelah hadirin selesai purak’an (makan) tumpeng bersama. Seperti biasanya tak lupa juga untuk mberkat atau membawa nasi tumpeng untuk dibungkus dan dibawa pulang. Dan sudah saatnya untuk kami kembali ke BPP atau melanjutkan aktivitas lain di wilayah binaan masing-masing penyuluh. Besar harapan kami agar kegiatan usahatani Poktan Grobokan bisa mendapatkan produksi yang bagus dan maksimal.
Ditulis oleh: Deny Murtanti, SP.
Tim Admin Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang.