
Kebutuhan konsumsi beras penduduk Indonesia rata-rata sebesar 139 kg per kapita pertahun. Kebutuhan ini akan terus meningkat sehingga menuntut produksi dan produktivitas padi terus ditingkatkan. Adanya fakta ini merupakan peluang bagi petani untuk dapat meningkatkan pendapatannya.
Tingginya permintaan beras untuk kebutuhan konsumsi di Indonesia, menuntut pemerintah untuk membuat kebijakan menaikkan produksi beras 2 juta ton. Propinsi Jawa Timur yang mempunyai kontribusi pemasok beras sebesar 16,66 % terhadap produksi nasional, harus membuat kebijakkan untuk menaikkan produksi beras satu juta ton.
Sejalan dengan kebijakan yang dicanangkan tersebut, diperlukan berbagai upaya terobosan yang harus dilakukan dalam waktu yang relatif singkat melalui berbagai cara. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui pengembangan padi hibrida yang didukung dengan pengawalan teknologi yang tepat. Karena melalui pengembangan padi hibrida, produktivitas padi dapat ditingkatkan hingga 9 – 10 ton/ha atau mempunyai potensi lebih tinggi 15 – 20 % dari padi non hibrida.
Kehadiran program pengembangan padi hibrida di masyarakat Jawa Timur masih relatif baru. Oleh sebab itu perlu sosialisasi yang lebih luas tentang rekomendasi paket teknologi budidaya padi hibrida dari petugas ke petani pelaksana agar upaya menaikkan satu juta ton beras tercapai.
Untuk mendukung program pengembangan padi hibrida yang telah dicanangkan Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur melalui Balai Proteksi TPH Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan SL-PHT padi hibrida yang berlokasi di kelompok tani Karangan Krajan Desa Karangan Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Kegiatan SL-PHT padi hibrida di dilaksanakan selama 13 kali petemuan setiap hari Rabu, pertemuan ke 1 SL-PHT padi hibrida dilaksanakan hari Rabu tanggal 20 April 2011 dan akan berakhir pada hari Rabu tanggal 13 Juli 2011.
(Tim Pemandu SL-PHT: Sutami, SP selaku POPT dan Sunar selaku PPL)